IND | ENG
Setelah China Melarang Pertambangan Bitcoin

Ilustrasi pertambangan Bitcoin via Youtube

Setelah China Melarang Pertambangan Bitcoin
Yuswardi A. Suud Diposting : Jumat, 25 Juni 2021 - 16:37 WIB

 Cyberthreat.id - Larangan China terhadap penambangan uang kripto (cryptocurrency) telah melumpuhkan industri yang menyumbang lebih dari setengah produksi bitcoin global, karena para penambang membuang mesin dengan putus asa atau memindahkan lokasi pertambangan ke tempat lain seperti Texas atau Kazakhstan.

“Banyak penambang keluar dari bisnis untuk mematuhi kebijakan pemerintah,” kata Mike Huang, operator pertambangan kripto di Provinsi Sichuan seperti dilaporkan Reuters, Jumat (25 Juni 2021).

"Mesin pertambangan dijual seperti besi tua," tambahnya.

Pemerintah Provinsi Sichuan, yang merupakan pusat penambangan bitcoin kedua terbesar di China setelah Xinjiang, mengeluarkan larangan penambangan kripto seminggu lalu.

Dewan Negara, atau kabinet China, berjanji untuk menindak perdagangan dan penambangan bitcoin pada akhir Mei, berusaha menangkis risiko keuangan setelah pemain bitcoin global menghidupkan kembali perdagangan spekulatif China dalam cryptocurrency. Tindakan keras itu dilakukan ketika bank sentral China sedang menguji mata uang digitalnya sendiri.

Pihak berwenang China mengatakan cryptocurrency mengganggu tatanan ekonomi, dan memfasilitasi transfer aset ilegal dan pencucian uang. Analis mengatakan Beijing juga khawatir tentang potensi persaingan untuk yuan digital dan bisnis penambangan bitcoin yang haus energi dapat merusak lingkungan.

Mengikuti seruan Beijing, pemerintah daerah tempat penambangan cryptocurrency  China, termasuk Mongolia Dalam, Xinjiang, Yunnan dan Sichuan, telah meluncurkan langkah-langkah terperinci untuk membasminya.

Harga Bitcoin jatuh di bawah $30.000 minggu ini, melorot lebih dari 50 persen dibanding posisi puncaknya pada bulan April, karena investor global khawatir tentang besarnya gangguan di pasaran.

"Jika pemerintah tidak mengizinkan penambangan kripto, saya hanya harus berhenti," kata Liu Hongfei, operator proyek pertambangan di provinsi Yunnan, di barat daya China.

Editor senior di OKEx Insights Adam James memperkirakan larangan China pada penambangan bitcoin dapat mematikan hingga 90% dari semua penambangan di negara itu

Bitcoin dan cryptocurrency lainnya dibuat atau "ditambang" oleh komputer bertenaga tinggi, atau rig, bersaing untuk memecahkan teka-teki matematika yang kompleks dalam proses yang menggunakan energi listrik besa-besaran.

Sebagian besar penambang di China "mematikan mesin mereka, dan menjualnya," kata Nishant Sharma, pendiri BlocksBridge Consulting, sebuah konsultan yang berfokus pada industri cryptomining.

“Ini adalah akhir dari era cryptomining di China,” kata Winston Ma, asisten profesor di NYU Law School.

Harga rig pertambangan telah merosot di China setelah larangan tersebut.

Satu mesin yang dijual sekitar 4.000 yuan (US$ 620) pada bulan April dan Mei, sekarang dapat dibeli dengan harga serendah 700-800 yuan, kata seorang penambang di Sichuan.

Bitmain, pembuat mesin penambangan cryptocurrency terbesar di China, mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya telah menangguhkan penjualan produknya dan mencari pasokan listrik "berkualitas" di luar negeri bersama kliennya, di tempat-tempat termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, Rusia, Kazakhstan, dan Indonesia. (Lihat:  Dilarang di China, Bitmain Lirik Tambang Bitcoin Baru Termasuk Indonesia).

Beberapa penambang besar China sudah menjelajah ke luar negeri.

BIT Mining mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah berhasil mengirimkan batch pertama dari 320 mesin penambangan ke Kazakhstan. Batch kedua dan ketiga, dengan total 2.600 mesin, akan dikirim ke negara Asia Tengah pada 1 Juli.

"Kami mempercepat pengembangan luar negeri kami untuk sumber daya pertambangan alternatif berkualitas tinggi," kata CEO Xianfeng Yang dalam sebuah pernyataan. BIT Mining juga telah berinvestasi di pusat data cryptomining di Texas. (Lihat: Dilarang di China, Bit Mining Pindahkan Mesin Penambang Bitcoin ke Kazakhstan)

Huang Dezhi, yang mengoperasikan pertambangan di Sichuan, mengatakan timnya juga menjajaki kemungkinan pindah ke luar negeri seperti Kazakhstan.

"Jika pemerintah tidak membalikkan kebijakan tersebut, kami tidak akan punya pilihan lain. Anda tidak dapat menentang keputusan pemerintah pusat," kata Huang.

Seorang manajer proyek yang mengidentifikasi dirinya hanya sebagai Tuan Sun mengatakan bahwa dia telah menawarkan untuk membantu penambang lokal pindah ke Rusia, tetapi permintaan untuk jasanya sejauh ini suam-suam kuku.

"Risiko besar jika Anda memindahkan mesin ke luar negeri, karena Anda pada dasarnya menyerahkan kendali atas aset Anda," kata Sun, yang juga mengamankan pasokan listrik baru di provinsi Guangdong, di mana pembatasan tidak terlalu ketat.

Sementara itu, beberapa penambang berharap larangan itu pada akhirnya akan dilonggarkan.

"Pasokan listrik telah diputus, tetapi kami tidak diperintahkan untuk menghancurkan proyek tersebut," kata Wang Weifeng, seorang penambang di Sichuan.

"Jadi kami mengambil sikap menunggu dan melihat. Masih ada secercah harapan," ujarnya.[]

#bitcoin   #bitmining   #cryptocurrency

Share:




BACA JUGA
Malware Docker Terbaru, Mencuri CPU untuk Crypto & Mendorong Lalu Lintas Situs Web Palsu
Serangan Tanpa File PyLoose Berbasis Python Targetkan Beban Kerja Cloud untuk Penambangan Cryptocurrency
Pertukaran Cryptocurrency Jepang Menjadi Korban Serangan Backdoor macOS JokerSpy
Baru! Penambangan Ilegal Cryptocurrency Targetkan Sistem Linux dan Perangkat IoT
Didakwa Dalangi Peretasan Mt.Gox Crypto Exchange, Dua Warga Rusia Terancam 20 Tahun Penjara