
Google Maps | Foto: Pando.com
Google Maps | Foto: Pando.com
Cyberthreat.id - Google mengklaim tak menghasilkan uang dari berita. Raksasa perusahaan mesin pencari itu mengatakan, situs web berita hanyalah sebagian kecil dari informasi yang terdapat di internet.
Dalam setahun terakhir, kueri terkait berita di Google Search berjumlah kurang dari dua persen dari total kueri di Google Search secara global.
“Kami tidak menayangkan iklan--atau menghasilkan uang--dari sebagian besar penelusuran. Dan, kami menjalankan iklan di Google News atau tab hasil berita di Google Search,” tutur Google di pernyataan tertulisnya yang diterima Cyberthreat.id, Rabu (23 Juni 2021)
Menurut Google, hampir semua iklan yang dilihat orang di Google ditayangkan untuk penelusuran denga niat komersial, seperti sepatu, kaos dan lainnya. Umumnya, itu semua bukan dari kuei pencarian berita. “Dan, kami hanya menghasilkan uang jika iklan terbukti berguna dan relevan, sebagaimana ditandai oleh klik Anda pada iklan tersebut,” tutur perusahaan.
Meski tidak menjalankan iklan di Google News atau tab hasil berita, Google mengklaim membantu menampilkan iklan di situs web, aplikasi, dan video dari organisasi berita. “Banyak penerbit berita menggunakan alat dan platform periklanan kami. Setiap tahun, kami membayarkan miliaran dolar langsung kepada partner penerbit berita di jaringan iklan kami,” tutur Google.
Sementara sebagian besar pendapatan masuk ke penerbit, kata Google, sebagian besar yang diterimanya dipakai untuk “mendanai pengembangan dan pengoperasian teknologi”, termasuk pengembangan dan pemeliharaan pusat data di seluruh dunia, kemajuan dalam machine learning, dan inovasi produk yang meningkatkan pendapatan penerbit dan berkontribusi pada web terbuka.
Demikianlah jawaban Google terkait dengan mitos “Google menghasilkan sangat banyak uang dari konten berita”.
Google menampik sejumlah mitos yang dianggapnya keliru tentang Google News. Selain mitos pertama di atas, berikut ini lima mitos dan fakta lain yang diklaim Google.
Google mendengar sejumlah miskonsepsi tentang Google dan industri berita. Berikut adalah beberapa mitos paling umum dan fakta sebenarnya tentang Web, News, dan Google.
Mitos kedua: Google tidak mau membayar penerbit berita.
Fakta: Dengan memilih menggunakan layanan iklan Google, penerbit berita menerima sebagian besar pendapatan yang dihasilkan. Google membantu penerbit menghasilkan uang menggunakan alat berlangganan Google, seperti Berlangganan dengan Google. Sejak diluncurkan pada tahun 2018, alatini telah menghasilkan lebih dari 400.000 pelanggan berbayar baru untuk mitra berita kami. Dalam enam bulan terakhir saja, mitra telah mengembangkan basis langganan mereka hingga 100.000 pembaca.
Penerbit mengontrol cara mereka menerapkan Berlangganan dengan Google di situs mereka sendiri, dan mempertahankan 85 persen hingga 95 persen dari pendapatan. “Cara lain kami untuk membayar konten adalah melalui Google News Showcase,” tutur perusahaan.
“Selama bertahun-tahun kami telah melisensikan skor olahraga, informasi keuangan, cuaca, dan, baru-baru ini, berita audio,” ujar Google. Dengan Google News Showcase, perusahaan telah berkomitmen US$1 miliar selama tiga tahun untuk membayar penerbit untuk menghasilkan pengalaman konten yang dikurasi secara editorial dan untuk akses pengguna gratis yang terbatas ke konten berbayar.
Mitos ketiga: Google seharusnya membayar untuk link.
Fakta: Kemampuan untuk saling menautkan link antar-situs dengan bebas adalah bagian fundamental dari internet. Seperti halnya Anda tidak perlu membayar untuk mencantumkan hyperlink di dalam email, situs dan search engine pun tidak perlu membayar untuk menyediakan link ke situs pihak ketiga. Keharusan membayar dapat menjadi preseden buruk dan menguntungkan sekelompok konten (yaitu, konten dari penerbit berita) dibandingkan yang lain, sehingga merusak Google Search.
Mitos keempat:: Google mencuri konten penerbit berita.
Fakta: Google tidak menampilkan artikel berita secara penuh. Google menautkan pengguna ke konten berita, seperti halnya menautkan ke halaman lain di web, seperti entri Wikipedia, blog pribadi, atau situs bisnis. Organisasi berita dapat memilih untuk tidak disertakan dalam praktik ini, mengizinkan link tetapi tidak pratinjaunya, dan banyak lagi. Seperti inilah cara kerja search engine lain dan internet secara umum. Setiap bulan, orang mengklik hasil Google Search dan Google News untuk membuka situs penerbit berita lebih dari 24 miliar kali, artinya, lebih dari 9.000 klik per detik.
Mitos kelima: Google mengambil sebagian besar uang dari penerbit berita yang menggunakan produk iklannya.
Fakta: Teknologi iklan Google memang memungkinkan organisasi berita menjual ruang iklan mereka kepada jutaan pengiklan di seluruh dunia, termasuk pengiklan yang tidak dapat mereka akses tanpa layanan-layanan ini.
Dalam menganalisis data pendapatan dari 100 organisasi berita teratas tersebut, Google menemukan bahwa rata-rata, penerbit berita menyimpan lebih dari 95 persen pendapatan iklan digital yang mereka hasilkan saat menggunakan Ad Manager untuk menampilkan iklan di situs web mereka. Analisis ini mencerminkan biaya rata-rata yang dipertahankan oleh Ad Manager, dan tidak termasuk biaya yang mungkin dibayarkan ke platform dan layanan lain.
Mitos keenam: Google dapat dibayar untuk mendapatkan penempatan yang lebih baik di hasil penelusuran Search.
Fakta: Google tidak menerima pembayaran untuk mendapatkan peringkat yang lebih baik di Search, dan tidak membayar penerbit situs web manapun agar bersedia ditautkan di Search. Google tidak menerima pembayaran untuk mengindeks situs web dalam hasil penelusuran organik di Search, demikian klaim mereka.[]
Share: