
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
THAILAND tercatat sebagai salah satu negara dengan perkembangan ekonomi digital tercepat di Asia Tenggara. Menurut laporan e-CONOMY SEA 2020, pertumbuhan industri e-commerce tersebut menjadi penyeimbang di saat industri pariwisata dan logistik terpuruk karena pandemi Covid-19.
Pada 2020, nilai total transaksi ekonomi digital Thailand sekitar US$18 miliar (sekitar 540 miliar Baht) meningkat tujuh persen dari tahun sebelumnya. Total pendapatan dari industri pemesanan kendaraan online dan makanan mencapai 33 miliar Baht pada 2020. Diperkirakan pada 2025, nilai total ekonomi digital Thailand mencapai US$53 miliar (sekitar 1,59 triliun Baht).
Pertumbuhan e-commerce itu disebabkan oleh teknologi internet yang memainkan peran penting selama pandemi Covid-19.
Studi Resume.io, pembuat resume online asal Belanda, Bangkok adalah kota Asia yang paling menarik untuk pengalaman digital. Bangkok menempati urutan keempat di dunia sebagai kota dengan akses internetnya yang baik.
Menurut Thailand Digital Outlook 2020 yang dirilis oleh Kementerian Ekonomi Digital dan Masyarakat (ONDE), sebelum pandemi orang-orang Thailand rata-rata menghabiskan lebih dari 3,7 jam sehari di internet. Namun, selama pandemi rata-rata mereka menghabiskan 4,6 jam per hari.
80 persen pengguna yakin bahwa teknologi internet memainkan peran penting selama Covid-19 dan menjadi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari jumlah pengguna itu, 35,3 persen di antaranya pengguna individu atau rumahan mengakses situs web layanan publik online melalui jaringan rumah. Mereka mengunjungi situs web ini untuk membayar tagihan air dan listrik, menyelesaikan pajak penghasilan, mengakses layanan perbankan online, dan belajar kursus online. Penggunaan internet lainnya yaitu bermedia sosial, mengobrol, dan belanja online.
Kecepatan unduh
Pada 2020, rata-rata kecepatan unduh Thailand mencapai 168,81 Mbps, yang menempati peringkat kedua di ASEAN dan hanya lebih rendah dari Singapura yang sebesar 214,39 Mbps. Sementara, pada Maret 2021, posisi tersebut masih dipegang oleh Singapura dan Thailand, sedangkan Indonesia berada di urutan ketujuh di bawah Laos, menurut Speedtest Global Index dikutip dari Asean Information Center.
Menurut data Ookla, rata-rata kecepatan unduh di Thailand terus meningkat. Misal, pada 2017 hanya 36,88 Mbps, lalu meningkat menjadi 47,35 Mbps pada Agustus 2018, lalu meningkat tajam sebesar 130 Mbps menjadi 177,35 Mbps pada Desember 2019—kondisi tersebut menjadikan Thailand peringkat keempat di dunia dalam kecepatan internet.
Jangkauan akses di Thailand juga menunjukkan bahwa 30.635 dari 74.987 desa administratif telah tercakup oleh jaringan broadband. Sementara, untuk 44.532 desa yang tersisa tidak tercakup jaringan broadband.
Kementerian Digital Thailand memberikan 24.700 desa akses broadband 30 Mbps/10 Mbps melalui Proyek Internet Broadband Desa yang termasuk dalam rencana utama dari program USO Prajat.
Selain itu, USO Net Rural Project yang dipimpin oleh NBTC (Kantor Komisi Penyiaran dan Telekomunikasi Nasional) mencakup 15.732 desa dan USO Net Project di Tepi mencakup 3.920 desa yang tersisa di daerah terpencil. Proyek-proyek ini telah mendorong pembangunan pelabuhan akses broadband di daerah perdesaan, memperluas jangkauan jaringan akses, dan meningkatkan tingkat akses pengguna broadband.
Serat optik mencakup semuanya yaitu 74.897 desa dan menjangkau setiap sekolah pada tahun 2020, yang mana semakin mempersempit kesenjangan digital.[]
Share: