
Kartu seluler | Foto: Unsplash
Kartu seluler | Foto: Unsplash
Cyberthreat.id – Proses pembajakan kartu seluler (SIM swap) sangat mudah dilakukan di Indonesia karena tidak terlepas dari lemahnya sistem validasi di Indonesia.
Hal itu disampaikan IT Security Consultant PT Prosperita Mitra Indonesia, Yudhi Kukuh dalam siaran pers bersama laporan ESET tentang ancaman kejahatan SIM swap yang dipicu dari kebocoran data pribadi, Rabu (2 Juni 2021).
Proses validasi yang dianggap lemah itu, menurut Yudhi, karena operator seluler sejauh ini hanya melakukan pemeriksaan secara manual, tidak ada sistem verifikasi yang terintegrasi untuk memastikan bahwa data yang mereka terima benar asli atau tidak.
“SIM swap dapat terjadi pada siapa pun tanpa terkecuali,” kata Kukuh, “Namun, teknik penipuan ini mendekati sempurna jika dilengkapi dengan data pribadi seperti terdapat pada KTP dan KK.”
Sementara, Kukuh mengutarakan, minimnya kesadaran untuk melindungi data pribadi masih menjadi masalah nyata di Indonesia.
Berita Terkait:
ESET mencatat antara 2019-2021 telah terjadi banyak kasus kebocoran data di Indonesia, ratusan juta data pribadi warga Indonesia, termasuk NIK, nomor seluler, dan alamat terekspose di dunia bawah tanah kejahatan siber--diperjualbelikan secara bebas dan dapat diakses oleh semua orang.
Solusi
Untuk mencegah terjadinya kejahatan SIM swap, ESET memberikan langkah-langkah pengamanan yang dapat dilakukan, antara lain:
Baca:
Bagaimana jika sudah menjadi korban?
Jika ada seseorang menjadi korban kejahatan SIM swap, ESET menyarankan sejumlah langkah, antara lain:
Share: