IND | ENG
Efek Kebocoran Data, Waspadai Kejahatan SIM Swap

Ilustrasi | Foto: The Hacker News

Efek Kebocoran Data, Waspadai Kejahatan SIM Swap
Andi Nugroho Diposting : Jumat, 04 Juni 2021 - 13:56 WIB

Cyberthreat.id – Tersebarnya data pribadi di internet jangan dianggap enteng. Barangkali Anda tidak mengalaminya, sehingga masih bisa berkoar-koar bahwa “Ah, saya masih aman-aman saja.”

Namun, begitu insiden siber menimpa Anda, barulah menyesal di kemudian hari.  Maka, sebaiknya mulai sekarang kewaspadaan diri, melindungi diri dari ancaman siber haruslah dipelihara.

Bocornya informasi pribadi di internet sudah taraf, bukan lagi mengkhawatirkan, tapi brutal. Data pribadi penduduk yang diperjualbelikan seperti NIK, Nomor KK, nomor seluler, email, alamat rumah, nama ibu kandung, dan lain-lain sangat mudah didapat di internet. Informasi seperti ini adalah “material matang” yang bisa dipergunakan penjahat siber untuk mengeruk uang Anda.

Kartu seluler memang bukan disebut sebagai data pribadi karena tidak bisa langsung mengidentifikasi pribadi seseorang. Namun, kartu seluler bisa menjadi biang masalah siber jika diperkuat dengan data NIK, KK, dan nama ibu kandung.


Berita Terkait:


Masih ingat dengan kasus yang menimpa wartawan senior Ilham Bintang awal 2020? Ia mengalami insiden SIM swap—penukaran/pengambilalihan/pembajakan kartu seluleryang berujung dikurasnya uang di rekening bank miliknya.

Kartu SIM (subscriber identity module) dapat dimanipulasi melalui SIM swap, yaitu modus penipuan dengan mengambil alih nomor ponsel dengan cara menduplikasinya melalui operator seluler, tutur perusahaan keamanan siber asal Slowakia, ESET.


Baca:


Dalam kejahatan ini korban biasanya tak mengerti apa yang terjadi dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Dengan menduplikasi kartu SIM, pelaku dapat menggandakan identitas, mengambil alih akun media sosial, dan mengambil alih akun bank.

“Dengan tiga tindakan tersebut berbagai macam kejahatan siber dapat dilakukan dan bukan hanya mengancam pemilik nomor ponsel, tetapi juga semua orang yang terafiliasi dengan nomor ponsel tersebut dan akun-akun yang dikuasai,” tutur ESET dalam siaran persnya, Rabu (2 Juni 2021).


Baca:


Cara kerja SIM swap

Menurut laporan ESET, duplikasi kartu seluler sebenarnya dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa ada yang akan menaruh curiga, berikut trik yang biasa dilakukan.

  1. Pelaku memperoleh data pribadi korban melalui pembobolan data, phishing, pencarian media sosial, aplikasi jahat, belanja online, malware, dan lain-lain.
  2. Dengan informasi tersebut, pelaku menipu operator ponsel untuk menduplikasi nomor ponsel korban ke seluler miliknya.
  3. Operator seluler menonaktifkan kartu seluler asli dan mengeluarkan yang baru untuk pelaku.
  4. Pelaku sekarang dapat menerima panggilan masuk dan pesan teks, termasuk akses ke perbankan online korban.
  5. Korban akan melihat ponsel kehilangan layanan, dan akhirnya akan mengetahui bahwa mereka tidak dapat masuk ke akun-akun mereka termasuk akun perbankannya.[]
#simswap   #ilhambintang   #europol   #cryptocurrency   #serangansiber   #ancamansiber   #pembajakankartuseluler   #ESET

Share:




BACA JUGA
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata
Malware Docker Terbaru, Mencuri CPU untuk Crypto & Mendorong Lalu Lintas Situs Web Palsu
Serangan siber di Rumah Sakit Ganggu Pencatatan Rekam Medis dan Layanan UGD
7 Kegunaan AI Generatif untuk Meningkatkan Keamanan Siber
Para Ahli Mengungkap Metode Pasif untuk Mengekstrak Kunci RSA Pribadi dari Koneksi SSH