IND | ENG
Google Pernah Persulit Pengguna untuk Sembunyikan Data Lokasi

Google Maps | Foto: CNET

Google Pernah Persulit Pengguna untuk Sembunyikan Data Lokasi
Andi Nugroho Diposting : Selasa, 01 Juni 2021 - 20:25 WIB

Cyberthreat – Bukan rahasia umum, bahwa Google menyimpan data lokasi Anda, hampir setiap waktu secara konstan, melalui ponsel Android atau iOS.

Namun, baru-baru ini, sebuah dokumen gugatan pengadilan menunjukkan bahwa raksasa mesin pencari internet itu pernah dengan sengaja mempersulit pengguna Android untuk menghentikan pengumpulan data tersebut.

Dokumen tersebut bagian dari gugatan pemerintah negara bagian Arizona, AS melawan Google. Dokumen juga mengungkapkan beberapa detail mengenai bagaimana perusahaan menangani data lokasi, khususnya ponsel Android, tulis portal berita teknologi, 9to5Google, diakses Selasa (1 Juni 2021).

Jaksa Agung Arizona Mark Brnovich mengajukan gugatan terhadap Google Mei lalu, menuduh perusahaan melacak lokasi pengguna Android secara ilegal tanpa persetujuan mereka, meskipun pengguna telah menonaktifkan fitur pelacakan lokasi.

Gugatan tersebut menyebut Google tetap menjalankan pelacakan lokasi di latar belakang untuk beberapa fitur, dan hanya menghentikan praktik tersebut saat pengguna menonaktifkan pelacakan tingkat sistem, tulis The Verge..

Menurut dokumen tersebut, karyawan Google mengatakan bahwa tidak boleh sama sekali memberikan akses lokasi kepada aplikasi pihak ketiga di Android tanpa memberikanjuga data tersebut ke Google.

Bahkan, pernyataan seorang haryawan juga menyebutkan, bahwa perusahaan tak ingin bahwa praktik tersebut diketahui oleh media massa.

Rupanya, Google juga tak suka bahwa pengguna memanfaatkan pengaturan privasi di Android ketika versi sistem operasinya itu memberikan kemudahan untuk menonaktifkan. Akibatnya, Google mengubur opsi-opsi itu di bawah banyak menu. Google juga dilaporkan "menekan" produsen smartphone LG dan mitra Android lainnya untuk menyembunyikan pengaturan tersebut.

Tidak jelas apakah taktik Google yang disebutkan dalam dokumen-dokumen tersebut masih digunakan sampai sekarang.

Mantan Wakil Presiden Google Maps Jack Menzel “mengakui” satu-satunya cara Google tidak akan mengetahui alamat rumah/kantor pengguna jika pengguna dengan sengaja membuang perusahaan tersebut.

Berbicara kepada The Verge, Google memberikan tanggapan atas isu tersebut.

“[Jaksa Agung Arizona Mark Brnovich] dan pesaing kami yang mendorong gugatan ini telah salah mengartikan layanan kami. Kami selalu membangun fitur privasi ke dalam produk kami dan menyediakan kontrol yang kuat untuk data lokasi. Kami berharap dapat meluruskannya,” ujar Juru Bicara Google, José Castañeda.

Sebagai catatan, memang Google tahun-tahun belakangan mulai sadar privasi dan keamanan Google. Pada 2019, perusahaan meluncurkan “mode penyamaran” (incognito) ke Google Maps yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan peta digital secara penuh, tanpa informasi terkait dengan akun Google mereka.

Selain itu, pada sistem operasi terbaru, Android 12, juga memperkenalkan kontrol lebih lanjut atas data lokasi seperti opsi untuk memberikan aplikasi/layanan akses ke data lokasi yang tepat atau perkiraan lokasi.[]

#datalokasi   #google   #googlemaps   #privasidankeamanan

Share:




BACA JUGA
Google Mulai Blokir Sideloading Aplikasi Android yang Berpotensi Berbahaya di Singapura
Google Penuhi Gugatan Privasi Rp77,6 Triliun Atas Pelacakan Pengguna dalam Icognito Mode
Malware Menggunakan Eksploitasi MultiLogin Google untuk Pertahankan Akses Meski Kata Sandi Direset
Google Cloud Mengatasi Kelemahan Eskalasi Hak Istimewa yang Berdampak pada Layanan Kubernetes
Penting: Kerentanan Zero-Day Chrome Terbaru yang Dieksploitasi di Alam Liar – Upadate-ASAP