IND | ENG
Produsen Daging Terbesar di Dunia Alami Insiden Siber

JBS | Foto: meatpoultry.com

Produsen Daging Terbesar di Dunia Alami Insiden Siber
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Selasa, 01 Juni 2021 - 10:40 WIB

Cyberthreat.id – JBS Foods, perusahaan daging terbesar di dunia, harus menghentikan produksinya di banyak lokasi di dunia lantaran terkena serangan siber.

Serangan itu terjadi pada akhir pekan lalu yang berdampak pada sejumlah fasilitas produksi, termasuk di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada, tulis BleepingComputer, diakses Selasa (1 Juni 2021).

JBS dikenal sebagai produsen daging sapi dan unggas terbesar di dunia dan produsen daging babi terbesar kedua di dunia. Bisnisnya tersebar di AS, Kanada, Australia, Inggris Raya, dan lain-lain.

Perusahaan memiliki jumlah karyawan 245.000 orang di seluruh dunia, melayani sejumlah klien besar yang tesebar di 190 negara di enam benua.

Menurut Beef Central, situs web yang fokus di isu daging di Australia, serangan siber itu menghentikan penjagalan sapi dan domba pada Senin (31 Mei) di Queensland, Victoria, New South Wales, dan Tasmania.

CEO JBS Australia Brent Eastwood mengonfirmasi serangan siber yang berdampak langsung pada operasi di seluruh Australia. Ia belum menjelaskan detail dan tidak tahu sampai kapan produksi dihentikan.

Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari JBS baik di situs web atau media sosial terkait serangan siber tersebut.

Menurut Beef Central, operasi produksi perusahaan tak mungkin dilanjutkan tanpa dukungan akses ke sistem TI dan internet.

Pemerintah Australia juga telah mengetahui insiden tersebut dan tengah bekerja sama dengan perusahaan untuk memulihkan fasilitas produksi onlinenya.

“Teknologi yang mereka gunakan inti dari jaminan kualitas daging sapi yang diprosesnya,” ujar Menteri Pertanian Australia David Littleproud kepada ABC, dikutip BleepingComputer.

"Mereka jelas bekerja dengan lembaga penegak hukum di sini di Australia dan kami bekerja sama dengan negara lain untuk menyelesaikan masalah ini. Karena ini adalah serangan global, penting untuk tidak berspekulasi bahwa itu berasal dari tempat tertentu,” ujar dia.

Sifat serangan belum diketahui

Saat ini, tidak ada informasi tentang sifat serangan siber, tetapi berdasarkan pilihan penyerang untuk menyerang sistem perusahaan selama akhir pekan, ada kemungkinan besar ialah serangan ransomware.

Littleproud tidak dapat mengonfirmasi dugaan awal tersebut, tapi justru membahas tentang dampak ekonomi yang parah pada pekerja, pusat distribusi, dan pusat transportasi.

"Itu akan tergantung berapa lama (masalah) ini berlangsung, dan berapa lama JBS offline, karena itu semua ialah rantai pasokan yang dimulai dari gerbang pertanian, sampai ke tempat pemberian pakan, hingga pengemudi truk," tambah Littleproud.

Sekretaris Queensland dari Serikat Pekerja Industri Daging Australia Matt Journeaux juga mengatakan bahwa ribuan JBS akan terpengaruh oleh serangan siber di Australia saja karena mereka belum tentu bisa kembali bekerja.[]

Redaktur: Andi Nugroho

#JBS   #produsendaging   #serangansiber   #insidensiber   #keamanansiber

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
SiCat: Inovasi Alat Keamanan Siber Open Source untuk Perlindungan Optimal
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata
Pentingnya Penetration Testing dalam Perlindungan Data Pelanggan