IND | ENG
Imbas Kebijakan Diperketat, Penambang Kripto China Tunda Operasional

Ilustrasi | Foto: Unsplash

Imbas Kebijakan Diperketat, Penambang Kripto China Tunda Operasional
Andi Nugroho Diposting : Senin, 24 Mei 2021 - 13:49 WIB

Cyberthreat.id – Sejumlah operator penambangan mata uang kripto (cryptocurrencu), termasuk Huobi Mall dan BTC.TOP, memutuskan untuk menunda operasinya di China setelah pemerintah setempat meningkatkan aturan penindakan terhadap penambangan dan perdagangan Bitcoin.

Huobi Mall, bagian dari bursa cryptocurrency Huobi, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu (23 Mei 2021) malam bahwa semua bisnis terkait telah ditangguhkan.

"Sementara itu, kami menghubungi penyedia layanan di luar negeri, untuk membuka jalan bagi ekspor tempat penambangan di masa depan," kata Huobi Mall melalui komunitas resmi Telegram, dan meminta klien "untuk tidak khawatir dan tenang", dikutip dari Reuters, diakses Senin (24 Mei).

BTC.TOP, tempat penambangan kripto, juga mengumumkan penangguhan bisnisnya di China dengan alasan risiko peraturan.

Pendiri BTC.TOP,  Jiang Zhuoer, mengatakan, dalam unggahan di Weibo, organisasinya berencana melakukan bisnis penambangan kripto di Amerika Utara.

"Dalam jangka panjang, hampir semua tempat penambangan kripto China akan dijual di luar negeri, karena regulator China menindak penambangan di dalam negeri," tulisnya.

China telah kehilangan posisinya sebagai pusat perdagangan cryptocurrency global setelah pemerintah setempat melarang pertukaran kripto pada tahun 2017.

"Pada akhirnya, China juga akan kehilangan kekuatan komputasi kripto ke pasar luar negeri," kata Jiang yang memprediksi kenaikan tempat penambangan (mining pool) AS dan Eropa.

HashCow, penambang kripto lain yang memiliki 10 situs penambangan di provinsi China, termasuk Xinjiang dan Sichuan, dan menjual daya komputasi kepada investor, mengatakan akan sepenuhnya mematuhi peraturan pemerintah.

Dalam sebuah pernyataan kepada klien, HashCow mengatakan akan menangguhkan pembelian tempat penambangan bitcoin baru, dan menjanjikan pengembalian dana penuh kepada para investor yang telah memesan kekuatan komputasi, tetapi belum mulai menambang.

Jumat lalu, untuk kali pertama, Komite Dewan Negara yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri China Liu He mengumumkan tindakan keras yang menargetkan penambangan mata uang virtual, bisnis besar di China yang menyumbang sebanyak 70 persen dari pasokan kripto dunia.

Penambang kripto menggunakan peralatan atau rig komputer yang semakin kuat dan dirancang khusus untuk memverifikasi transaksi koin virtual dalam proses yang menghasilkan mata uang kripto yang baru dibuat seperti Bitcoin.

Gara-gara regulasi China itu nilai Bitcoin merosot menjadi US$32.601 pada Minggu (23 Mei). Nilai ini jatuh 50 persen dibandingkan pada 14 April lalu senilai US$64.895,22.[]

#cryptocurrency   #bitcoin   #etheureum   #matauangkripto   #dogecoin   #china

Share:




BACA JUGA
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Indonesia Tingkatkan Kolaborasi Pemanfaatan AI dengan China
Malware Docker Terbaru, Mencuri CPU untuk Crypto & Mendorong Lalu Lintas Situs Web Palsu
Konni Gunakan Dokumen Microsoft Word Berbahasa Rusia untuk Kirim Malware
Indonesia - Tiongkok Perkuat Kerja Sama Sektor Digital