
Menkominfo Johnny G Plate | Foto: Arsip Kemenkominfo RI
Menkominfo Johnny G Plate | Foto: Arsip Kemenkominfo RI
Cyberthreat.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan program Literasi Digital Nasional yang diharapkan dapat “membuat masyarakat Indonesia cakap digital”.
Menteri Kominfo, Johnny G. Plate mengatakan setiap tahun ada 12,4 juta partisipan yang dijangkau dengan program ini. Dengan kata lain, ada sekitar 50 juta masyarakat Indonesia yang akan terliterasi secara digital pada 2024.
Pada tahun ini, Johnny menjelaskan program tersebut akan diadakan melalui 20 ribu pelatihan berdasarkan modul dan kurikulum yang menyasar 4 pilar literasi digital. Empat pilar itu, antara lain digital ethics, digital society, digital skills, dan digital culture.
"Diharapkan terus meningkat di periode pemerintahan berikutnya hingga mencapai 100 juta masyarakat," ujarnya dalam peluncuran program Literasi Digital Nasional yang ditayangkan di saluran YouTube Kemkominfo TV, Kamis (20 Mei 2021).
Program tersebut, kata Johnny, merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden RI Joko Widodo mengenai percepatan transformasi digital nasional khususnya pengembangan sumber daya manusia digital.
Literasi digital sangat penting untuk membentengi warganet dari dampak-dampak negatif internet. "Program literasi digital sebuah keharusan di tengah semakin intensifnya penggunaan internet oleh masyarakat di mana saat ini terdapat setidaknya 196,7 juta warganet di Indonesia," tutur Johnny.
Kominfo juga mencanangkan program Digital Talent Scholarship (DTS) yang menyediakan 100.000 beasiswa untuk mengasah keterampilan tingkat menengah. Program yang bekerja sama dengan 93 universitas dan politeknik di Indonesia ini untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital seperti big data, artificial intelligence, machine learning, cloud computing, cybersecurity, dan pemanfaatan teknologi digital lainnya.
Johnny pun mendorong seluruh masyarakat untuk memanfaatkan dan mengikuti kelas digital yang terbuka luas secara gratis sepanjang tahun ini dan tahun berikutnya.
Masyarakat dapat mengikuti media sosial Kemenkominfo serta Siberkreasi, atau juga bisa mengunduh aplikasi Siberkreasi untuk mengikuti berbagai pelatihan yang disediakan.
Sementara, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mendorong masyarakat memanfaatkan kelas-kelas pelatihan literasi digital nasional sebagai bekal menghadapi ruang digital.
"Karena setiap orang yang masuk ke ruang digital, dia membawa ruang baru, kan ada memori, prosesor nyambung ke internet banyak, jadi tidak ada batasnya. Di lautan luas ini kita mau ambil apa, bagaimana, untuk itu kita perlu menyiapkan diri kita, skillnya perlu siapkan," tuturnya
Menurut Semuel, internet juga disertai hal-hal negatif seperti penipuan yang sebenarnya tidak dilakukan oleh orang yang canggih.
"[Kejahatan siber terjadi] ini karena kita tidak berlaku higienis, bukan karena orang yang nyuri canggih. Kita ceroboh, password gampang ditebak, password sembarang disimpan, HP dipinjamkan ke orang lain padahal itu privat, makanya harus berhati-hati," kata Semuel.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: