
Ilustrasi | Foto: Freepik.com
Ilustrasi | Foto: Freepik.com
Jakarta, Cyberthreat.id – Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah berkembang dan mulai dipakai di berbagai barang-barang internet (Internet of Things/IoT).
Wakil Ketua Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI), Andri Yadi, mengatakan, dengan adanya teknologi AI diharapkan bisa memberikan gambaran atau prediksi. Sebab, melalui perangkat IoT ini data dikumpulkan secara otomatis menggunakan hardware dan sensor.
“Ketika data yang dikumpulkan sudah terlalu banyak, bagaimana kita bisa mengartikan data yang besar? Di situlah AI berperan,” kata dia kepada Cyberthreat.id di Jakarta, Kamis (4 Juli 2019).
Dalam proses kerja, Andri menjelaskan, IoT menjadi tempat yang mengumpulkan informasi atau data. Sementara, AI berperan sebagai mesin yang menganalisis dan menyimpulkan informasi atau data yang berhubungan dengan mesin tersebut. Jika tidak menggunakan AI, kata dia, perangkat IoT tidak akan bisa bekerja secara maksimal.
“Saat ini IoT hanya bisa mencatat suatu kejadian, misal, mampu mencatat seberapa jauh kita melangkah, tapi apakah dengan itu bisa dikatakan kita sehat? Tentu tidak. Maka dari itu dengan pemanfaatan AI ini mampu memprediksi seperti apa dan apa yang harus kita lakukan ke depan supaya tetap sehat,” ujar Andri yang juga CEO dari Dycodex.
Ia mengatakan, saat ini produksi IoT di Indonesia sudah mulai beragam meskipun belum banyak. “Salah satu yang sedang dibuat, salah satunya Architrack, perusahaan milik saya. Kami punya produk yang bisa melihat kesehatan sapi dan hewan ternak,” kata dia.
Kompetisi IoT
Guna mengembangkan produk IoT yang kian beragam, Andri mengatakan, ASIOTI telah mengadakan berbagai workshop dan kompetisi untuk menemukan bakat-bakat produsen IoT di Indonesia.
Bersama Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, ASIOTI menerbitkan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bagi para produsen IoT lokal.
“SKKNI ini standar-standar kemampuan kerja yang harus dimiliki pleh para IoT makers, ini nanti juga menjadi acuan pendidikan dan pelatihan yang digunakan untuk sertifikasi” kata dia.
Saat ini ASIOTI bekerja sama dengan Telkomsel menyelenggarakan IoT creation maker di 11 kota. “Kami akan didik orang, bikin workshop, kemudian kami buat ahli IoT di Indonesia,” ujar dia.
Redaktur: Andi Nugroho
Share: