
Apple | Foto: Pexels
Apple | Foto: Pexels
Cyberthreat.id – Mulai kemarin Apple merilis pembaruan sistem operasinya, iOS. Ada yang baru di pembaruan kali ini: Apple mulai membatasi pengiklan online melacak pengguna iPhone.
Perubahan itu sempat ditentang banyak pengembang aplikasi, termasuk Facebook. (Baca: Mengkritik Kebijakan Privasi Apple, Facebook Justru Ditentang Karyawannya Sendiri)
Ada pemberitahuan sembulan (pop-up) di aplikasi-aplikasi yang meminta izin untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk melacak kebiasaan browsing di aplikasi dan situs web.
Jika kebijakan kontrol privasi diterapkan, pengembang bisa kehilangan pengiklan, karena pengguna bakal tak memberi izin pengumpulan data.
Sebetulnya apa yang dilakukan Apple?
Seperti dikutip dari Reuters, diakses Selasa (27 April 2021), Apple mewajibkan pengembang aplikasi yang kumpulkan pengenal iklan online dari pengguna iPhone untuk memunculkan informasi bahwa aplikasi “meminta izin untuk melacak Anda di seluruh aplikasi dan situs web yang dimiliki oleh perusahaan lain.”
Baca:
Apa efek bagi pengembang dan pengiklan?
Bagi keduanya yang menjual inventaris iklan, jika banyak pengguna iPhone menolak dari pelacakan, artinya membuat iklan menjadi tidak efektif lagi. Industri periklanan memang telah lama mengumpulkan data perilaku penelusuran web pengguna untuk menayangkan iklan yang mungkin menarik bagi pengguna.
Kumpulan data pengguna yang menyusut bisa berakibat pada penjualan barang semakin turun dan pendapatan iklan pun mengecil bagi aplikasi seluler dan penerbit iklan.
Mengapa Apple Berubah?
Apple mengatakan ingin memberi pelanggan lebih banyak kendali atas data yang dikumpulkan oleh aplikasi dan dibagikan kepada pihak ketiga.
Bisakah aplikasi masih kumpulkan data di pengguna iPhone?
Ya masih. Pengumpulan data masih diizinkan merujuk yang dijabarkan di kebijakan privasi aplikasi. Perubahan itu hanya mempengaruh apakah pengembang aplikasi membagikan data yang mereka kumpulkan dengan pihak ketiga atau mencampur data mereka dengan data luar dari pihak ketiga, untuk membantu menargetkan iklan.
Apple pun menerapkan “label privasi” di App Store untuk memperlihatkan kepada pengguna, data apa saja yang dikumpulkan aplikasi.
Apakah aplikasi iPhone masih memiliki iklan?
Tentu. Pengguna iPhone masih dapat melihat iklan meski mereka menolak pop-up baru, selama iklan tersebut ditargetkan mengguna data yang dikumpulkan sendiri oleh pengembang aplikasi.
Misal, jejaring sosial Facebook masih dapat menargetkan berdasarkan data pihak pertama, seperti grup mana yang diikuti penggun atau unggahan mana yang disukai.
Namun, jika Facebook ingin menargetkan iklan berdasarkan data dari situs web pihak ketiga, di mana pengguna memakai login Facebook untuk masuk situs web tersebut, hal ini perlu meminta izin kepada pengguna.[]
Share: