
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Jumlah kejahatan siber di Moskow meningkat hampir 40 persen sejak awal 2021, menurut Kejaksaan Kota Moskow dalam sebuah pernyataannya, Senin (19 April 2021).
Dikutip dari kantor berita TASS, diakses Jumat (23 April) sebagian besar kasus kejahatan siber tersebut berupa pencurian uang dari rekening nasabah bank.
“Lebih dari 14.600 kejahatan yang melibatkan teknologi informasi dan komunikasi tercatat di Moskow pada kuartal pertama tahun ini naik 38 persen dibandingkan periode sama tahun lalu,” tutur Kejaksaan.
Seperti umumnya nasihat keamanan, Kejaksaan pun meminta agar setiap individu jangan memberikan detail kartu banknya kepada siapa saja melalui telepon meski orang itu mengaku dari bank atau lembaga penegak hukum.
Sepanjang tahun lalu, menurut Sberbank, bank negara dan pemberi pinjaman terbesar di Rusia, melaporkankan, bahwa serangan siber yang terjadi di Rusia telah merugikan perusahaan dan warga setempat hingga US$49 miliar.
Wakil Ketua Sberbank, Stanislav Kuznetsov, yang fokus dalam pengawasan keamana dan layanan, mengatakan, bisnis swasta dan warga Rusia adalah target utama serangan siber. Ini karena layanan keamanan negara lebih terlindungi ketimbang milik swasta atau warga biasa.
“Sektor swasta adalah yang paling rentan: mulai dari akun klien hingga data keuangan dan dokumen tender menjadi target: ada 2,3 juta akun darknet yang beroperasi di Rusia dan menawarkan data yang dicuri,” katanya, seperti dikutip dari Reuters, pada Desember 2020.
Menurut Sberbank, dorongan pemerintah agar masyarakat Rusia beralih ke kartu bank dan membatasi penggunaan uang tunai ternyata diiringi jumlah kejahatan terkait kartu bank. Pada tahun lalu, menurut Kementerian Dalam Negeri Rusia, terjadi lonjakan kejahatan kartu bank hingga 500 persen dibandingkan sebelumnya.
Penjahat dunia maya berbahasa Rusia beroperasi dari Jerman, Ukraina dan Venezuela, serta Rusia, kata Sberbank yang menjalankan unit keamanan sibernya BI.ZONE untuk memberikan perlindungan TI dan pertahanan siber bank dan lainnya.
Meski layanan bank lebih terlindungi, Kuznetsov mengakui, penipuan telepon (robocall), di mana nasabah dimintai data pribadi oleh seseorang yang mengaku sebagai pegawai bank menjadi lebih umum.[]
Share: