IND | ENG
Media Inggris Daily Mail Gugat Google

Ilustrasi Daily Mail

Media Inggris Daily Mail Gugat Google
Yuswardi A. Suud Diposting : Selasa, 20 April 2021 - 22:45 WIB

Cyberthreat.id -  Pemilik koran dan situs online The Daily Mail yang berbasis di Inggris mengajukan gugatan antimonopoli terhadap Google Alphabet pada Selasa, (20 April 2021). Gugatan itu menuduh Google memanipulasi hasil penelusuran dan lelang iklan dengan cara yang merugikan penerbit berita online.

Laporan The Wall Street Journal menyebutkan, gugatan yang diajukan di pengadilan federal Manhattan itu menuduh Google menghukum penerbit di peringkat penelusuran jika mereka tidak menjual cukup ruang iklan melalui alat pengiklan Google.

Gugatan The Daily Mail sebagian berasal dari penilaiannya bahwa liputannya tentang keluarga kerajaan Inggris pada tahun 2021 telah diremehkan dalam hasil penelusuran Google, kata juru bicara penerbit tersebut.

Seorang juru bicara Google tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pimpinan Daily Mail mengeluh secara pribadi tentang dominasi Google dalam penelusuran dan periklanan, tetapi hanya sedikit mengungkapkan keluhannya kepada publik.

Pada Januari lalu, perusahaan induk dari Charleston Gazette-Mail di West Virginia mengajukan gugatan antitrust terhadap Google dan Facebook Inc. Beberapa penerbit kecil lainnya pada hari Senin mengajukan gugatan terhadap kedua perusahaan teknologi tersebut, mengutip kesepakatan di antara mereka yang diberi nama kode "Jedi Blue."

Secara terpisah, Google menghadapi gugatan antimonopoli yang diajukan oleh Departemen Kehakiman AS dan Jaksa Agung di beberapa negara bagian. Perusahaan itu membantah menyalahgunakan kekuatan pasarnya dan mengatakan pasar teknologi iklan kompetitif.

Daily Mail yang terkenal dengan berita selebriti dan budaya pop, telah membangun salah satu situs web yang paling banyak dibaca di dunia, dengan 75 juta pengunjung unik setiap bulan di AS, menurut gugatan tersebut, yang meminta ganti rugi yang tidak ditentukan. Gugatan itu juga meminta Google untuk menghentikan dugaan kesalahannya dan menawarkan transparansi dalam algoritma pencarian berita.

Media sebagai penayang iklan memiliki hubungan yang rumit dengan Google. Mesin telusur Google adalah sumber utama lalu lintas web untuk banyak situs, dan sebagian besar industri menggunakan perangkat lunak Google untuk menjual ruang iklan. Namun Google juga bersaing dengan penerbit untuk mendapatkan uang dari iklan online dan menyediakan alat untuk pembeli iklan. Google menguasai hampir 29% pangsa pasar iklan digital AS pada tahun 2020, menurut perusahaan riset eMarketer.

Dalam gugatan yang diajukan oleh pemilik Mail, Associated Newspapers Ltd., dan unitnya di AS, Mail Media Inc., penerbit menuduh Google menautkan mesin telusur dan platform penjualan iklannya untuk menekan penerbit, menyalahgunakan dominasinya di pasar iklan digital.

Pada 2019, Google menghukum Daily Mail dalam hasil pencariannya karena penerbit telah mengonfigurasi penjualan iklan online-nya dengan cara yang membuat bisnisnya menjauh dari Google dalam banyak kasus, menurut keluhan tersebut. Gugatan itu  juga menuding Google kemudian mengubah teknologinya untuk melawan taktik itu dan memulihkan kinerja pencarian normal Daily Mail.

Baru-baru ini, eksekutif Daily Mail kecewa karena liputan yang ditayangkan di situs webnya tentang keluarga kerajaan tidak muncul secara mencolok dalam hasil pencarian untuk kata kunci seperti "Meghan dan Harry," "Piers Morgan" dan "Prince Philip."


Data Daily Mail yang memperlihatkan berita di situsnya mendapat porsi kecil di penelusuran Google dibanding media Inggris lainnya

Gugatan Daily Mail juga menuduh bahwa rencana Google untuk menghapus "cookie" —bits kode yang digunakan untuk melacak pengguna di web — di browser web Chrome-nya akan mempersulit pengiklan untuk menargetkan iklan kecuali mereka membelinya melalui sistem Google lewat skema bagi hasil yang tunduk pada aturan Google. Google mengatakan sedang melakukan perubahan untuk melindungi privasi pengguna.

Di sisi lain, banyak penerbit yang ingin melisensikan berita kepada raksasa teknologi tersebut dengan imbalan biaya. Google telah mulai melisensikan berita untuk produk Google News Showcase-nya. Daily Mail belum menerima uang dari News Showcase, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.[]

#dailymail   #gugatan   #google

Share:




BACA JUGA
Google Mulai Blokir Sideloading Aplikasi Android yang Berpotensi Berbahaya di Singapura
Google Penuhi Gugatan Privasi Rp77,6 Triliun Atas Pelacakan Pengguna dalam Icognito Mode
Malware Menggunakan Eksploitasi MultiLogin Google untuk Pertahankan Akses Meski Kata Sandi Direset
Google Cloud Mengatasi Kelemahan Eskalasi Hak Istimewa yang Berdampak pada Layanan Kubernetes
Penting: Kerentanan Zero-Day Chrome Terbaru yang Dieksploitasi di Alam Liar – Upadate-ASAP