
Ilustrasi via Kaymera
Ilustrasi via Kaymera
Cyberthreat.id - Sebagian orang berpikir, mematikan fitur "Last Seen (Terakhir Dilihat)" di WhatsApp dapat membuatnya tidak terlihat sedang online oleh orang lain. Faktanya, fitur itu hanya menyembunyikan jam berapa Anda terakhir online. Sementara ketika Anda kembali memakai WhatsApp, tulisan "Online" akan kembali muncul, bahkan di ponsel orang yang belum Anda simpan nomornya di ponsel Anda. Singkatnya, semua orang yang terkoneksi dengan internet dapat melihat apakah Anda sedang online atau tidak.
Di situlah potensi masalah muncul. Pekan lalu, perusahaan keamanan siber Traced merilis hasil penelitian yang menunjukkan betapa mudahnya bagi siapa pun untuk mengetahui apakah seorang pengguna WhatsApp sedang online atau tidak.
Seperti dikutip dari Motherboard, Senin (19 April 2021), celah di WhatsApp itu kemudian dimanfaatkan oleh sejumlah pengembang aplikasi dan situs web untuk menawarkan layanan pelacakan apakah seseorang sedang online atau tidak. Tidak hanya satu nomor, tetapi bisa 5 nomor dalam waktu bersamaan.
Beberapa aplikasi yang menawarkan layanan itu ditemukan beredar di Google Play Store dengan biaya berlangganan yang tergolong murah. Tinggal masukkan nomor yang ingin diintip statusnya, maka seseorang mengintip status orang lain meskipun fitur "last seen" telah dimatikan.
Dalam deskripsi di toko aplikasi Google, aplikasi-aplikasi pengintai status WA itu menyebutkan bahwa mereka bisa membantu apakah pacar atau istri sedang online. Lengkap dengan linimasa, kapan online, kapan tidak.
"Fitur Eksklusif dari pelacakan obrolan kami: lacak dan pantau hingga 3 nomor; pemberitahuan instan saat nomor sedang online; pelacakan 24 jam; laporan 'Terakhir Terlihat; dan Analisis Terperinci Aktivitas -Bandingkan antara nomor yang Anda ikuti/lacak dan periksa apakah mereka berbicara satu sama lain," demikian bunyi layanan yang ditawarkan salah satu aplikassi pelacak itu.
Salah satu aplikasi di Google Play Store yang menawarkan layanan memata-matai WhatsApp seseorang | Sumber: Traced
Eva Galperin, direktur keamanan siber di Electronic Frontier Foundation dan salah satu pakar stalkerware terkemuka di dunia, memperingatkan bahwa hal ini dapat memungkinkan perilaku penguntitan.
"Pengaturan seperti itu secara aktif berpotensi membahayakan pengguna WhatsApp," kata Eva.
Cyberthreat.id mencoba mennyetel status WhatsApp dengan memilih opsi "Hanya Berbagi Dengan" dan tindak memilih kontak mana pun untuk membagikan status. Namun, seorang teman dapat melihat dapat melihat status sedang online. Begitu pula ketika sedang offline.
Dengan kata lain, setelan privasi "status" WhatsApp tidak melakukan apa yang mungkin diharapkan sebagian besar pengguna saat diberi opsi untuk mengontrol setelan status mereka, dan beberapa pengguna mungkin secara keliru percaya bahwa itu berdampak pada apakah mereka sedang terlihat online atau tidak.
Seperti yang ditemukan Traced, ada layanan yang memungkinkan siapa saja untuk memantau dua nomor atau lebih pada saat yang sama dan membandingkan aktivitas mereka. Dengan cara ini, penguntit bisa menyimpulkan apakah dua orang yang sedang diintip sedang berkomunikasi satu sama lain di WhatsApp. Katakanlah seorang istri curiga suaminya sedang online dengan wanita lain. Dari mengintip apakah mereka online dan offline pada saat bersamaan, mungkin si istri akan menyimpulkan ada yang tak beres.
Kepada Motherboard, perwakilan WhatsApp mengatakan bahwa aplikasi itu memang dirancang untuk selalu memungkinkan pengguna melihat apakah orang lain sedang online atau tidak. Dalam FAQ resmi tentang mengonfigurasi pengaturan privasi, WhatsApp mengatakan bahwa "tidak ada cara untuk menyembunyikan saat Anda sedang online atau mengetik."
"Kami mendengarkan dengan cermat umpan balik dari pengguna dan kami telah mendengar bahwa mengetahui seseorang di kontak mereka 'online' memberikan rasa kedekatan saat teman dan keluarga mengobrol satu sama lain," kata juru bicara WhatsApp.
"Kami menyediakan setelan untuk memungkinkan orang memilih siapa yang dapat melihat waktu pengguna 'terakhir terlihat' dalam WhatsApp. Untuk membantu mencegah penyalahgunaan, kami secara teratur bekerja sama dengan toko aplikasi untuk mencari penghapusan aplikasi seperti ini yang berupaya melanggar persyaratan layanan kami," kata WhatsApp.
Ini bukan pertama kalinya peneliti memperhatikan risiko privasi karena tidak mengizinkan pengguna menyembunyikan apakah mereka sedang online atau tidak. Pada 2014, para peneliti di Universitas Erlangen-Nuremberg menerbitkan sebuah proyek yang mereka harapkan akan "meningkatkan kesadaran tentang berbagai jenis informasi terkait privasi yang dapat ditanyakan menggunakan nomor telepon tanpa otorisasi pengguna."
Belakangan, dalam pembaruan artikelnya, Motherboard menulis bahwa WhatsApp mengatakan telah meminta Google menghapus aplikasi mereka dari Play Store, dan meminta pembuat aplikasi untuk berhenti menawarkan layanan memata-matai pengguna WhatsApp.
“Mengotomatiskan fitur WhatsApp untuk mengumpulkan informasi merupakan pelanggaran terhadap persyaratan layanan kami dan kami akan terus mengambil tindakan untuk melindungi privasi pengguna kami dan membantu mencegah penyalahgunaan,” kata juru bicara WhatsApp.
Namun, penelusuran Cyberthreat.id di Google Play Store, hingga berita ini ditulis, masih ada beberapa aplikasi yang menawarkan layanan itu. Mohon maaf, kami tidak dapat menyebutkan nama aplikasinya.[]
Share: