IND | ENG
Rusia Selidiki Mesin Pencari Yandex, Dianggap Monopoli Bisnis Pencarian Internet

Kantor Yandex di Rusia. | Foto: Anton Novoderezhkin/TASS

Rusia Selidiki Mesin Pencari Yandex, Dianggap Monopoli Bisnis Pencarian Internet
Andi Nugroho Diposting : Rabu, 14 April 2021 - 11:30 WIB

Cyberthreat.id – Perusahaan internet terkemuka Rusia, Yandex, bakal diperiksa terkait dugaan pelanggaran persaingan usaha.

Menurut Federal Antimonopoly Service (FAS) Rusia, perusahaan mesin pencari tersebut pada Februari lalu telah menciptakan kondisi pasar yang tidak setara atau diskriminatif untuk pasar pencarian internet.

FAS pun meminta agar perusahaan menghentikan dalam waktu satu bulan promosi secara khusus atas produk-produknya, seperti Yandex.Vertical, Yandex.Market, Yandex.Mediaservices, dan Kinopoisk.

Namun, awal April lalu, Yandex pun meminta waktu kepada pemerintah Rusia untuk menyiapkan respons atas tudingan tersebut, menurut Reuters, diakses Rabu (14 April 2021).

FAS mengatakan akan menginvestigasi kemungkinan praktik anti-persaingan; jika perusahaan terbukti membatasi persaingan usaha, Yandex akan dikenai denda.

“Kami tidak setuju dengan tudingan membatasi persaingan dan kami siap untuk membela posisi kami,” kata Yandex dalam sebuah pernyataan.

Menurut perusahaan, hasil pencarian yang diperkaya (enriched search results) adalah praktik global, bahwa semua mesin pencari memberikan respons yang diperluas kepada penggunanya.

“Lebih dari 30.000 perusahaan telah menggunakan teknologi pencarian kami yang diperkaya secara gratis. Selain itu, kami sedang memperluas teknologi hasil yang diperkaya untuk mitra kami,” perusahaan menambahkan seperti dikutip dari TASS.

Seperti diketahui, pada Agustus 2020, layanan online ivi, Avito, CIAN, Profi.ru, Tutu.ru, Drom.ru, 2GIS, dan Zoon mengajukan komplain kepada FAS.

Isi keluhan yaitu Yandex dianggap menyalagunakan posisi dominanya di pasar pencarian daring, terutama terkait dengan widget mesin pencari khusus yang paling sering ditampilkan di atas hasil pencarian lain. Dengan begitu, widget itu memungkinkan pengguna mencari tiket, iklan, film, dan lainnya tanpa membuka halaman terpisah.

Menurut perusahaan-perusahaan tersebut, hanya layanan Yandex yang mampu melakukan itu, sedangkan alat semacam itu disebut-sebut tidak menunjukkan hasil kueri paling sesuai, hanya menarik perhatian pengguna, dan mengarahkan pengguna ke layanan Yandex—di sinilah perusahaan mesin pencari itu dianggap menyebabkan kerugian lalu lintas bagi kompetitor, tulis TASS.

Namun, Yandex membantah tudingan itu. Widget yang dipersoalkan itu, menurut perusahaan, standar industri internasional, tidak selalu di posisi pertama secara default, dan tidak memiliki keunggulan dibandingkan hasil pencarian biasa.[]

#yandex   #rusia   #FAS   #mesinpencari   #monopoli   #perusahaaninternet   #internet

Share:




BACA JUGA
Microsoft Ungkap Aktivitas Peretas Rusia Midnight Blizzard
Survei APJII, Pengguna Internet Indonesia 2024 Mencapai 221,5 Juta Jiwa
Tingkatkan Kecepatan Internet, Menkominfo Dorong Ekosistem Hadirkan Solusi Konkret
Tingkatkan Kualitas Layanan Telekomunikasi, Kominfo Siapkan Insentif dalam Lelang Low Band
Layanan BTS 4G Daerah 3T Fasilitasi PBM dan Kegiatan Masyarakat