
Ilustrasi via Freepik
Ilustrasi via Freepik
Cyberthreat.id – Pernahkah Anda mengarahkan kursor ke sepasang sepatu di toko online, lalu berpindah tanpa membeli - dan kemudian menemukan iklan sepatu itu tetap muncul ketika Anda membuka sejumlah situs lain di internet?
Sekarang, teknologi yang memungkinkan iklan tertentu terus mengikuti kemana pun Anda pergi di internet, akan dibelenggu oleh dua raksasa teknologi yakni Apple dan Google.
Bagi industri periklanan, mereka menyebutnya sebagai iklan tertarget, di mana sebuah iklan muncul berdasarkan minat seseorang yang dilihat dari riwayat penelusurannya di peramban semacam Google Chrome atau Mozilla. Namun, bagi pegiat privasi, itu adalah tindakan memata-matai aktivitas seseorang tanpa persetujuan.
Situs BBC baru-baru ini melaporkan, dalam beberapa minggu ke depan Apple akan memperkenalkan perubahan pada sistem operasi seluler iOS, yang akan memaksa pengembang aplikasi untuk memberi pilihan kepada penggunanya apakah mereka mengizinkan jejak digitalnya dilacak ketika mereka meninggalkan aplikasi dan menjelajahi internet.
Sementara Google akan menghapus cookie pihak ketiga yang digunakan untuk mengawasi perjalanan web seseorang dari jaringan periklanan dan browser Chrome-nya.
Menurut Lara O'Reilly, dari situs berita Insider, kepada Tech Tent BBC, perubahan kebijakan privasi ini akan menyebabkan guncangan besar pada sistem. Terlebih sistem pelacakan iklan sangat penting tidak hanya untuk Facebook dan raksasa teknologi lain, tetapi juga untuk bisnis apa pun yang mencoba hidup dari iklan.
“Mereka juga digunakan oleh pengiklan untuk hal-hal seperti pengukuran. Jadi cari tahu jika Anda melihat iklan di satu situs web, lalu Anda benar-benar pergi ke toko itu untuk membeli jaket,” ungkap O'Reilly.
Menurut Shack News , bagi Apple yang model bisnisnya tidak bergantung pada iklan, perubahan ini sebagai yang terbaru dari serangkaian inisiatif untuk melindungi privasi pelanggannya. Apple berharap mayoritas pengguna iOS akan memilih untuk menarik data pribadi mereka agar tidak dibagikan di seluruh aplikasi dan layanan web lainnya.
Padahal menayangkan iklan telah menjadi tulang punggung industri perangkat lunak seluler sejak Apple merevolusi komputasi seluler dengan merilis iPhone pertama pada tahun 2007. Pembeli iklan biasanya dikenakan biaya lebih untuk menayangkan iklan yang ditargetkan untuk jenis pengguna tertentu. Pengguna mana yang harus ditargetkan ditentukan oleh sejumlah besar data yang telah dikumpulkan oleh aplikasi dan situs web selama bertahun-tahun.
Karena akses ke data pelanggan ini diperkirakan akan berkurang dengan perubahan pada iOS 14.5, banyak pihak yang mengharapkan perubahan besar pada pendekatan monetisasi iklan saat ini yang digunakan secara luas.
Namun, tetap ada kekhawatiran dalam industri periklanan bahwa penyisihan yang meluas akan menyebabkan penghentian ini sepenuhnya membuat penargetan iklan dan informasi kinerja hampir tidak mungkin di platform Apple, karena bagian penting dari data untuk periklanan pada dasarnya akan dihapus dan sejumlah pengguna tidak lagi dapat ditargetkan sama sekali. Pada akhirnya akan memengaruhi kelangsungan hidup jenis aplikasi tertentu dan iklan online.
Beberapa pihak mencoba mencoba mencari cara untuk mengatasi perubahan sistem tersebut. Ada laporan bahwa perusahaan teknologi China telah menemukan alat yang akan memberi mereka alternatif untuk masalah tersebut. Namun alih-alih melacak, yang lain mencari cara baru untuk mengetahui lebih banyak tentang audiens produk mereka.
Seorang pengusaha industri data yang menjadi peneliti Universitas Cambridge, Sam Gilbert, berpendapat, tanpa pelacakan iklan di ponsel Apple dan Android, semua inventaris iklan yang ada di luar sana tidak akan diisi oleh produk dan layanan yang mungkin ingin dibeli dan dicari oleh pengguna smartphone, tetapi iklan akan diisi oleh hal – hal yang tidak memiliki korelasi apapun dengan pengguna.
“Mungkin akan lebih banyak muncul iklan untuk aplikasi kencan dan situs perjudian ke pengguna karena tidak adanya iklan bertarget,” ungkap Gilbert.
Gilbert menilai, mengumpulkan dan membagikan data pengguna dengan pengiklan sebenarnya dapat berdampak baik bagi pengguna dan para pengiklan yang menjadi kekuatan untuk keadilan sosial. Dia menunjukkan bahwa meskipun produk Apple sebagian besar digunakan oleh orang kaya, hal itu cenderung tidak terjadi pada Facebook dan bisnis lain yang bergantung pada iklan.
“Ini mendanai penyediaan layanan gratis universal untuk semua orang di dunia yang memiliki perangkat dan memiliki koneksi internet.”
Sehingga, dengan kebijakan privasi baru ini, tahun-tahun di mana pengiklan dapat melacak setiap detail kehidupan online pengguna bahkan tanpa meminta izin boleh jadi akan segera berakhir.
Namun, harus diingat, bagaimana pun Google adalah salah satu pemain besar di industri periklanan digital.[]
Share: