IND | ENG
Riset: Ponsel Android Lebih Rakus Kumpulkan Data Dibandingkan iPhone

Smartphone | Foto: Unsplash

Riset: Ponsel Android Lebih Rakus Kumpulkan Data Dibandingkan iPhone
Tenri Gobel Diposting : Minggu, 04 April 2021 - 14:20 WIB

Cyberthreat.id – Lebih rakus mana ponsel iPhone atau Android soal pengumpulan data? Jawabannya: Android!

Simpulan itu hasil riset bertajuk "Mobile Handset Privacy: Measuring The Data iOS and Android Send to Apple and Google" yang dipublikasikan 25 Maret 2021.

Peneliti Dogulas J. Leith membandingkan antara iPhone dengan ponsel Google, Pixel, dari segi pengiriman data ke pengembang sistem operasinya (OS).

Ia menemukan kedua ponsel sama-sama mengirimkan data termasuk lokasi, nomor telepon dan detail jaringan lokal ke pembuatnya yakni Apple atau Google.

Dikutip dari Arstechnica, diakses Minggu (4 April 2021), Douglas menemukan Android sepanjang waktu, bahkan saat perangkat dalam keadaan diam mengumpulkan data 20 kali lebih banyak daripada Apple.

Baik iOS dan Android, ia menemukan perangkat mengirim data telemetri ke pengembang, bahkan ketika pengguna belum masuk atau secara eksplisit mengonfigurasi pengaturan privasi untuk memilih tidak mengizinkannya.

Menurut dia, keunggulan Android dibandingkan iOS ada pada jumlah data yang dikumpulkannya. Android mengirim data jauh lebih banyak dalam periode waktu yang sama dengan iOS.

"10 menit pertama mulai, ponsel pengguna Google Pixel mengirim 1MB data ke Google. Sementara, iPhone hanya mengirim sekitar 42KB ke Apple," kata peneliti dari Trinity College di Dublin di Irlandia tersebut.

Di Amerika Serikat, kata Douglas, berdasarkan jumlah pengguna kedua OS tersebut, Android secara kolektif mengumpulkan sekitar 1,3TB data setiap 12 jam. Dalam periode waktu yang sama, iOS hanya mengumpulkan sekitar 5,8GB.

Data-data yang dikirim ke Apple atau Google saat pengguna belum masuk seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:


Sumber: Douglas J Leith.


Selain itu, peneliti menemukan saat perangkat itu diam tidak digunakan, perangkat Android mengirim 1MB data ke Google setiap 12 jam. Sementara, iPhone hanya mengirim 52KB. Saat tidak dipakai perangkat terhubung ke peladen (server) back-end induknya rata-rata 4,5 menit.

Kedua OS ini juga mengirimkan data ke induknya ketika pengguna memasukkan kartu SIM atau sekadar menjelajahi pengaturan handset.

"iOS mengirim alamat MAC perangkat terdekat (misalnya handset lain dan gateway rumah) ke Apple bersama lokasi GPS mereka," kata Douglas.

Penelitian juga menemukan bahwa sejumlah aplikasi yang sudah diinstal sebelumnya juga membuat koneksi jaringan ke induknya, bahkan ketika belum dibuka atau digunakan.

Secara otomatis iOS mengirim data Apple dari Siri, Safari, dan iCloud, sedangkan Android mengumpulkan data dari Chrome, YouTube, Google Docs, Safetyhub, Google Messenger, jam perangkat, dan bilah pencarian Google.

Membantah temuan

Temuan Douglas itu dibantah oleh Google.

Perusahaan mengatakan bahwa data itu tidak didasarkan pada metode yang benar untuk mengukur data yang dikumpulkan oleh masing-masing OS.

"Kami mengidentifikasi kelemahan dalam metodologi peneliti untuk mengukur volume data dan tidak setuju dengan klaim makalah bahwa perangkat Android berbagi data 20 kali lebih banyak daripada iPhone,” kata perwakilan dari Google yang tidak disebutkan namanya.

“Menurut penelitian kami, temuan itu tidak sesuai urutan besarnya, dan kami berbagi masalah metodologi kami dengan peneliti sebelum dipublikasikan," ia menambahkan.

Perwakilan Google juga mengatakan, pengumpulan data itu fungsi inti dari perangkat yang terhubung ke internet. Pengiriman data, kata Google, dapat membantu memastikan bahwa perangkat lunak iOS atau Android adalah yang terbaru (versinya), dan bahwa ponsel aman dan berjalan secara efisien.

Pengguna pun tidak disarankan oleh perwakilan Google itu untuk menolak pengumpulan data telemetri oleh sistem operasi Google. Pasalnya, data itu penting untuk keberlangsungan perangkat. Informasi telemetri yang dikumpulkan oleh layanan konfigurasi perangkat, misalnya, diperlukan untuk memperbarui dan menambal OS.

Meski membantah soal metodologi, Google mengakui sebagian riset Douglas akurat.

Sementara itu, juru bicara Apple berbicara sebagai latar belakang kepada Arstechnica mengatakan, perusahaan memberikan transparansi dan kontrol untuk informasi pribadi yang dikumpulkannya. Jadi, laporan riset itu cenderung keliru.

Juru bicara itu juga menambahkan Apple menawarkan perlindungan privasi mencegah Apple melacak lokasi pengguna dan juga memberitahu pengguna tentang pengumpulan data terkait lokasi.

Temuan Douglas ini berdasarkan pengukuran dengan iPhone 8 yang menjalankan iOS 13.6.1 dan Google Pixel 2 yang menjalankan Android 10. iPhone di-jailbreak menggunakan exploit “Checm8” dan Pixel telah menjalankan Google Play.

Secara keseluruhan, penelitian ini mengukur jumlah data yang dikumpulkan perangkat :

  • saat dinyalakan pertama setelah disetel ke pengaturan pabrik
  • saat kartu SIM dimasukkan atau dikeluarkan
  • saat perangkat tidak digunakan
  • saat pengaturan telah dilihat atau diatur
  • ketika lokasi diaktifkan atau dinonaktifkan
  • saat pengguna masuk ke toko aplikasi yang sudah terpasang sebelumnya

Douglas mengkhawatirkan pengumpulan data oleh kedua OS ini karena itu akan mudah ditautkan ke alamat email, data kartu pembayaran, dan mungkin ke perangkat lain yang dimiliki pengguna. Terlebih, koneksi ke peladen back-end induk OS selalu mengungkapkan alamat IP perangkat dan juga lokasi. []

Redaktur: Andi Nugroho

#iphone   #android   #pengumpulandata   #privasidankeamanan

Share:




BACA JUGA
Apple Keluarkan Patch untuk Zero-Day Kritis di iPhone dan Mac
Cacat pada Bluetooth, Peretas Dapat Ambil Alih Perangkat Android, Linux, macOS, dan iOS
Fitur Bertenaga AI Jadi Medan Pertemburan Smartphone
Google Play Store Soroti Keamanan Data untuk Aplikasi VPN
iLeakage: Eksploitasi Safari Terbaru Berdampak pada Apple iPhone dan Mac dengan CPU Seri A dan M