
Ilustrasi via Businesswire.com
Ilustrasi via Businesswire.com
Cyberhtreat.id - Raksasa elektronik asal Jepang Panasonic bekerja sama dengan perusahaan antivirus McAfee Corporation telah sepakat untuk bersama-sama membangun Pusat Operasi Keamanan Kendaraan untuk mengkomersialkan layanan pemantauan keamanan kendaraan yang terkoneksi dengan internet dari serangan dunia maya.
Dilansir dari ZDnet, Selasa (30 Maret 2021), kedua perusahaan sepakat membangun layanan itu untuk mendeteksi dan melakukan respons dini terhadap serangan, serta membantu memperkuat langkah-langkah keamanan siber di industri otomotif.
Fitur kendaraan cerdas sekarang menjadi lebih umum di model-model baru kendaraan, membutuhkan konektivitas. Ini biasanya dibuat melalui Bluetooth dan koneksi internet, yang - jika tidak dilindungi dengan baik - dapat memberi kesempatan kepada hacker menyusup ke sistem ke dalam sistem kendaraan. Selain itu, kerentanan perangkat lunak juga dapat dimanfaatkan untuk merusak fungsionalitas mobil.
Sementara segala sesuatu mulai dari bantuan pengemudi berbasis pembelajaran mesin, peta, dan aplikasi hiburan sedang dikembangkan di industri otomotif untuk menarik pengemudi modern, keamanan siber tidak selalu mendapat perhatian yang sama. Celah itu, tampaknya dilihat oleh Panasonic dan McAfee sebagai peluang bisnis baru.
Ini bukan langkah pertama Panasonic dalam keamanan siber kendaraan. Perusahaan telah mengembangkan sistem deteksi intrusi otomotif, yang dapat dipasang di mobil, untuk memindai bukti aktivitas mencurigakan atau upaya serangan siber. Data ini kemudian dikirim ke pusat operasi keamanan kendaraan dan sistem yang dapat menganalisis potensi ancaman.
Data ancaman inilah yang kemudian dapat dikontribusikan oleh McAfee, dengan memberikan intelijen ancaman dan dukungan lainnya, yang dimaksudkan untuk menjadi layanan global.
"Dengan perkembangan inovatif dari penggerak otonom, kemajuan digitalisasi, dan meningkatnya jumlah mobil yang terkoneksi, risiko serangan siber terhadap mobil meningkat setiap tahun," kata perusahaan dalam siaran pers bersama pada Selasa (30 Maret 2021.
"Ini menjadi mendesak bagi industri otomotif untuk menetapkan mekanisme untuk melindungi dan memantau kendaraan."[]
Share: