
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Microsoft sedang mengembangkan mekanisme pemfilteran baru untuk mencegah pelecehan karyawan di tempat kerja. Fitur baru ini akan mengidentifikasi pesan yang mengancam atau berisi kata-kata tidak senonoh yang dikirim oleh karyawan.
Saat ini dengan kehadiran perangkat lunak kolaborasi membuat pengguna lebih mudah dalam berkomunikasi di tempat kerja, tetapi ada juga risiko staf dapat melecehkan satu sama lain, tanpa sepengetahuan manajemen atau sesama rekan kerja lainnya.
Masalah ini kemungkinan besar juga akan diperburuk oleh munculnya kerja jarak jauh, yang secara praktis telah menghilangkan semua interaksi tatap muka antara karyawan yang mendukung bentuk komunikasi virtual.
Untuk itu, Microsoft meluncurkan Microsoft 365 Compliance Center, yang dirancang untuk mengelola kebutuhan tata kelola informasi.
Dikutip dari Tech Radar, diakses Senin (29 Maret 2021), fitur tersebut merupakan entri baru yang masuk dalam roadmap produk Microsoft. Dalam waktu dekat, Microsoft 365 akan memungkinkan administrator untuk melatih pengklasifikasi yang mendeteksi ancaman, pelecehan yang ditargetkan, serta kata-kata kotor.
Pengklasifikasian yang dapat dilatih itu akan mendeteksi penyalahgunaan dalam berbagai bahasa, termasuk Inggris, Prancis, Spanyol, Jerman, Portugeu, Italia, Jepang, dan China. Fitur baru ini secara teknis memang masih dalam pengembangan, tetapi akan hadir beberapa waktu ke depan.
“Pengklasifikasi mempelajari cara mengidentifikasi jenis konten dengan melihat ratusan contoh konten yang ingin Anda klasifikasikan. Pengklasifikasi kemudian membuat prediksi, apakah item tertentu termasuk dalam kategori yang dibuat,” tutur Microsoft.
Pengklasifikasi pelecehan dirancang untuk mendeteksi pelecehan yang ditargetkan pada individu atau kelompok berdasarkan ras, etnis, jenis kelamin, orientasi seksual, usia, dan kecacatan. Pengklasifikasi sumpah serapah dan ancaman sedikit lebih sederhana, dibuat untuk mendeteksi kata-kata umpatan yang umum dan bahasa agresif.
“Meskipun pengklasifikasi dapat membantu organisasi Anda dalam memantau bahasa ofensif dan bahasa lain yang digunakan, pengklasifikasi tidak membahas konsekuensi dari bahasa tersebut dan tidak dimaksudkan untuk memberikan satu-satunya cara bagi organisasi Anda untuk memantau atau menanggapi bahasa tersebut,” tutur Microsoft.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: