IND | ENG
Ini 5 Jenis Ancaman Siber yang Menyasar Uni Eropa dalam Dua Tahun Terakhir

Ilustrasi via Security Intelligence

Ini 5 Jenis Ancaman Siber yang Menyasar Uni Eropa dalam Dua Tahun Terakhir
Yuswardi A. Suud Diposting : Selasa, 23 Maret 2021 - 12:10 WIB

Cyberthreat.id - Dewan Uni Eropa baru saja mengumumkan strategi baru menghadapi ancaman serangan siber yang menyasar kawasan itu.
Dilansir dari situs resminya, Dewan Uni Eropa merumuskan 9 tindakan nyata untuk meningkatkan keamanan siber demi melindungi bisnis, organisasi, dan warga negara UE dari serangan siber, serta mempromosikan sistem informasi yang aman. Strategi tersebut juga menguraikan rencana untuk membuat dunia siber internasional yang terbuka, bebas, dan aman. (Lihat: Uni Eropa Rumuskan 9 Tindakan untuk Strategi Baru Keamanan Siber).

Lantas, seperti apa serangan siber yang selama ini menargetkan Uni Eropa? Dewan Uni Eropa mencatat,  ada 5 jenis ancaman siber terbanyak yang menyerang kawasan itu sejak 2019 hingga 2020.

1. Malware (perangkat lunak perusak)
Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk mendapatkan akses ke perangkat atau merusaknya tanpa sepengetahuan pemiliknya, juga digunakan untuk spionase.

Sebanyak 71% perusahaan dan organisasi mengalami aktivitas malware yang menyebar dari satu karyawan ke karyawan lainnya.


2. Serangan Berbasis Web
Berbagai teknik yang digunakan untuk mengarahkan browser web ke situs web berbahaya tempat infeksi malware lebih lanjut dapat terjadi. Insiden yang melibatkan sistem manajemen konten (CMS) sedang meningkat


3. Phishing
Upaya penipuan untuk mencuri data pengguna seperti kredensial login atau informasi kartu kredit dengan menyamar sebagai sumber yang sah atau memiliki reputasi baik. Peningkatan penipuan phishing sebesar 667% terjadi hanya dalam satu bulan selama pandemi Covid-19

4. Serangan Aplikasi Web
Serangan ini dilakukan dengan menyisipkan perangkat lunak berbahaya ke server yang rentan dan aplikasi mobile untuk mendapatkan data data rahasia tanpa terdeteksi. Sebanyak 20% perusahaan dan organisasi melaporkan serangan harian pada aplikasi layanan mereka

5. Spam
Mengirim pesan yang tidak diminta secara massal dianggap sebagai ancaman keamanan siber saat digunakan sebagai sarana untuk mendistribusikan atau mengaktifkan ancaman lainnya. Sebanyak 66% dari ancaman dunia maya di Uni Eropa terkait COVID-19 berasal dari email spam.[]

#keamanansiber   #sibersecurity   #unieropa

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
SiCat: Inovasi Alat Keamanan Siber Open Source untuk Perlindungan Optimal
BSSN Selenggarakan Workshop Tanggap Insiden Siber Sektor Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata
Pentingnya Penetration Testing dalam Perlindungan Data Pelanggan