
Kepala Badan Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza
Kepala Badan Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza
Cyberthreat.id – Kepala Badan Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, mengatakan superkomputer (supercomputing) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), akan menjadi program utama BPPT di 2021.
“Kami sangat ingin mengembangkan pusat data dengan kemampuan supercomputing dan kecerdasan artifisial, dua hal ini yang menjadi program utama BPPT,” kata Hammam dalam Rapat Kerja Nasional Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi BPPT 2021 yang ditayangkan lewat kanal YouTube, Selasa (9 Maret 2021).
Untuk mewujudkan hal itu, BPPT akan membangun kolaborasi dan bersinergi dengan stakeholder lainnya, guna meningkatkan peran pengkajian dan penerapan teknologi. Dalam hal ini BPPT akan bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Hammam menjelaskan, pemanfaatan superkomputer dan kecerdasan buatan dapat mendorong terwujudnya Indonesia digital, seperti keinginan Presiden Jokowi. Misalnya, supercomputing akan mendukung proses penghitungan cepat dan melakukan lebih banyak tugas yang rumit dibandingkan komputer biasa, dengan didukung oleh ribuan prosesor.
Sementara, kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai teknologi tepat guna yang mampu meningkatkan produktivitas bagi bisnis, memberikan efisiensi investasi pemanfaatan sumber daya manusia, dan mendorong inovasi di berbagai sektor.
“Kedua teknologi tersebut dapat membantu berbagai sektor mulai dari pemerintahan, kesehatan, transportasi, kemaritiman, pertahanan, bisnis, dan lainnya.”
Selain itu, kata Hammam, keputusan ini juga sesuai dengan salah satu arahan Presiden Joko Widodo, terkait kecerdasan buatan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengutarakan keinginannya agar BPPT bisa menjadi menjadi pusat kecerdasan teknologi Indonesia. Terlebih saat ini, dunia sedang dihadapkan dengan zaman perang Artificial Intellegence (AI). Untuk menghadapi perang AI ini, peran BPPT yang bisa memproduksi teknologinya sendiri sangatlah dibutuhkan. (Lihat: Jokowi Minta BPPT Pikirkan Cara Cerdas Akuisisi Teknologi Hadapi Perang AI).
“Persaingan dalam menguasai AI sudah sama dengan kayak space war di era perang dingin. Siapa yang menguasai AI, dia yang akan berpotensi menguasai dunia. Ini kita kejar-kejaran,” kata Presiden Jokowi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, BPPT diminta untuk mensinergikan talenta-talenta diaspora, peneliti-peneliti di universitas, startup teknologi, dan anak-anak muda yang sangat militant guna membangun mesin AI induk yang bisa memfasilitasi gotong royong antarinovator dan peneliti, memfasilitasi kecerdasan komputer dan kecerdasan manusia untuk mendukung pemulihan ekonomi dengan cara-cara yang tidak konvensional, namun efektif.[]
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: