
uru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiyawan
uru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiyawan
Cyberthreat.id - Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiyawan mendorong masyarakat memakai aplikasi lokal atau buatan dalam negeri menyusul pernyataan Presiden RI Joko Widodo yang mendorong untuk bangga menggunakan buatan Indonesia, benci produk luar.
Untuk itu, Anton mendorong menggunakan aplikasi chat serta aplikasi video konferensi buatan dalam negeri. Tak hanya itu, untuk audit keamanan juga Anton menyarankan menggunakan perusahaan dalam negeri.
"Kita sudah ada, teman-teman bisa mengunjungi platformnya Cyberhub, di situ kumpul industri dalam negeri yang bisa digunakan masyarakat luas," ujar Anton dalam acara Sibermin Bawa Pesan Siber bertajuk "Kita dan Digital Lifestyle", Selasa (9 Maret 2021).
Sekedar informasi, Cyberhub ini diluncurkan BSSN pada awal tahun 2021, sebagai wadah kolaborasi keamanan siber. Hanya saja dari pantauan Cyberthreat.id di situs itu, menu katalog (https://cyberhub.id/catalogs) yang seharusnya menampilkan berbagai lembaga keamanan siber di indonesia belum terisi. (Lihat: BSSN dan ACCI Luncurkan Wadah Kolaborasi Keamanan Siber Cyberhub.id, Ada Info Peluang Kerja Juga lho).
Anton mengatakan bahwa produk dalam negeri sebenarnya tidak kalah, namun terkendala pada keberpihakan masyarakat. Karena itu, menurutnya jika masyarakat berpihak pada aplikasi dalam negeri maka aplikasi itu juga akan terus berkembang.
"Keberpihakan, kita mau nggak pakai produk dalam negeri gitu lho. Itu kembali lagi ke kita, kalau kita mau pasti industrinya tumbuh, bagaimana industrinya mau tumbuh orang produknya enggak dipakai, enggak ada input untuk perbaikan," katanya.
Anton mengatakan jika digunakan aplikasinya tentu saja ada umpan balik yang diberikan oleh masyarakat, sebagai input perbaikan bagi penyedia aplikasinya. Dengan begitu, aplikasinya dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
Dari sisi keamanan datanya ketika menggunakan aplikasi lokal, kata Anton, juga tidak kemana-mana datanya, tetap di Indonesia. Selain itu, jika aplikasinya bermasalah, bisa dihubungi dengan cepat oleh BSSN.
"Tapi kalau ada apa-apa dengan yang di luar negeri saya mau telepon siapa, mereka pun kalau ditelepon 'oh enggak bisa pak Anton. kami mengikuti aturan Amerika, kita tidak mengikuti aturan Indonesia,' kan susah," tuturnya.
Keberpihakan pada produk dalam negeri ini, selain dari potensi keamanan, Anton menilai ini dapat mendorong ekonomi digital. Karena itu, Anton yang juga sebagai Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN mengatakan bahwa "memang harus bareng-bareng membela produk kita".
Anton pun menjelaskan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia (200 juta pengguna Internet atau 70 persen dari jumlah penduduk) mengakses konten luar, dengan kisaran terabyte (TB), sedangkan lokal sedikit.
"Kuotanya keluar berarti kan devisa kita keluar karena mengakses konten luar," ujarnya.[]
Editor: Yuswardi A. Suud
Share: