IND | ENG
Persoalan Data Pribadi Jauh Lebih Krusial Ketimbang Hoaks

Anggota Komisi I Supiadin (kiri) dan Sukamta (kanan) saat diskusi di Pressroom DPR RI, Selasa (2/07/2019) | Foto: Arif Rahman)

Persoalan Data Pribadi Jauh Lebih Krusial Ketimbang Hoaks
Arif Rahman Diposting : Selasa, 02 Juli 2019 - 16:01 WIB

Jakarta, Cyberthreat.id - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan persoalan data pribadi jauh lebih penting daripada masalah hoaks. Data pribadi, kata dia, merupakan kunci digitalisasi seluruh sektor kehidupan manusia terutama di era peradaban digital.

"Digitalisasi Indonesia yang ditargetkan besar-besaran tidak akan beres kalau tidak ada UU Perlindungan Data Pribadi," kata Sukamta dalam diskusi di Pressroom DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (2 Juli 2019).

Akselerasi dan pertumbuhan di dunia IT dan digital begitu cepat. Menurut Sukamta, akselerasi dan digitalisasi terus berjalan di segala bidang mulai dari Perbankan, finance, robotik, Artificial Intelligence (AI), kependudukan, kesehatan, industri dan banyak lainnya.

"Kita harus paham itu semua dasarnya adalah data pribadi. Kalau tidak bisa terjadi kekacauan luar biasa," ujarnya.

Data pribadi juga berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan kehidupan banyak orang. Itu sebabnya UU perlindungan data pribadi tengah menjadi tren global sehingga banyak negara mengesahkannya demi melindungi warga negara.

"Hoaks itu kan awalnya prank yang lama-lama jadi kriminal. Padahal hoaks itu sudah ada sejak zaman nabi. Menurut saya hoaks urusan remeh temeh dibandingkan data pribadi."

Keamanan Siber dan Literasi

Setelah UU Perlindungan Data Pribadi, Sukamta menilai negara perlu segera merumuskan persoalan keamanan bagi warga negaranya. Misalnya cybersecurity atau kerentanan lain yang berpotensi mengganggu kehidupan masyarakat.

"Publik perlu diberi pemahaman tentang data pribadi ini. Anak dan keluarga di didik tentang hak-haknya. Implikasi dari hak adalah kewajiban sebagai anak, hak di keluarga, hak di masyakarat dan hak warga negara," ujarnya.

Anggota Komisi I Supiadin Aries Saputra mengatakan masyarakat harus diberikan pemahaman bagaimana pentingnya data di era digital. Ia mendapat banyak keluhan dari masyarakat bagaimana data atau privasi dianggap sepele terutama di media sosial.

"Saya dapat laporan dari Facebook, Instagram, Twitter, WeChat dan semuanya itu banyak masalah data pribadi," kata Supiadin.

Purnawirawan Angkatan Darat itu kemudian mencontohkan bagaimana kebiasaan kecil membuang boarding pass bisa menjadi masalah data pribadi.

"Padahal di boarding pass itu ada barcode. Nah, dari barcode itu anda bisa dapat banyak data mulai dari rute penerbangan, informasi penumpang hingga data penerbangan." 

#uu   #datapribadi   #komisi1   #hoaks   #

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Awas, Serangan Phishing Baru Kirimkan Keylogger yang Disamarkan sebagai Bank Payment Notice
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital