
Facebook | Foto: freepik
Facebook | Foto: freepik
Cyberthreat.id – Facebook, perusahaan media sosial AS, pada Jumat (26 Februari 2021), melakukan teken kontrak awal dengan tiga penerbit Australia sehari setelah Parlemen setempat mengesahkan undang-undang yang memaksa perusahaan internet membayar konten berita lokal.
Facebook mengatakan “letter of intent” (dokumen perjanjian yang mengikat secara hukum dua pihak)—mirip halnya nota kesepahaman—telah diteken dengan perusahaan media independen, yaitu Private Media, Schwartz Media, dan Solstice Media.
Dengan kesepakatan tersebut artinya pengguna bakal membayar setiap artikel atau konten yang ingin diakses.
CEO Schwartz Media, Rebecca Costello, mengatakan, kesepakatan tersebut akan membantu perusahaannya untuk terus memproduksi jurnalisme independen, seperti dikutip dari APNews, diakses Minggu (28 Februari 2021).
Sementara, CEO Private Media Will Hayward mengatakan kontrak kerja sama itu dibangun di atas kemitraan Facebook yang sebelumnya sudah ada.
Berita Terkait:
Pada 25 Februari lalu, Parlemen Australia mengesahkan amandemen terakhir yang disebut “News Media Bargaining Code”.
Setelah ada revisi regulasi itu, Facebook setuju dengan aturan itu dan mencabut blokir terhadap media Australia yang diterapkan perusahaan selama enam hari terakhir.
Google, satu-satunya raksasa digital lain yang ditargetkan oleh undang-undang tersebut, juga telah mencapai kesepakatan lisensi konten, atau hampir mencapai kesepakatan, dengan beberapa penerbit berita terbesar Australia, seperti perusahaan konglomerat media milik Rupert Murdoch dan Seven West Media.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan undang-undang Australia yang baru itu sangat penting untuk kesepakatan yang dinegosiasikan oleh bisnis media Australia dengan dua perusahaan internet itu.
Berdasarkan undang-undang, jika suatu platform tidak dapat mencapai kesepakatan dengan bisnis berita, panel arbitrase dapat ditunjuk untuk menetapkan harga jurnalisme yang mengikat secara hukum.
“Raksasa teknologi global sedang mengubah dunia, tetapi kita tidak bisa membiarkan mereka mengatur dunia,” kata Morrison kepada wartawan.
“Orang-orang dalam masyarakat bebas seperti Australia, yang pergi ke kotak suara dan yang ikut dalam pemilu itulah yang harus mengatur dunia,” Morrison menambahkan.
Wakil Presiden Urusan Global Facebook Nick Clegg pada 24 Februari lalu menyoroti permintaan News Corp milik Murdoch terkait penetapan harga yang adil untuk jurnalisme Australia yang ditampilkan oleh platform digital.
"Sungguh ironis bahwa beberapa penerbit terbesar yang telah lama mendukung pasar bebas dan usaha komersial sukarela, sekarang tampaknya mendukung penetapan harga yang disponsori negara," tulis Nick.[]
Share: