
Google | Foto: Pixy.org
Google | Foto: Pixy.org
Cyberthreat.id – Perusahaan mesin pencari internet, Google, memecat Margaret Mitchell, pendiri dan mantan wakil ketua tim etika kecerdasan buatan (AI) perusahaan. Mitchell menulis sebuah tulisan di akun Twitter-nya, Sabtu (20 Februari 2021).
Kepada TechCrunch, diakses Minggu (21 Februari), Google mengonfirmasi pemecatan Mitchell karena dinilai melanggar beberapa kode etik dan kebijakan perusahaan.
"Setelah melakukan peninjauan terhadap perilakunya, kami mengonfirmasi bahwa terdapat beberapa pelanggaran atas kode etik kami, serta kebijakan keamanan kami, yang termasuk eksfiltrasi dokumen rahasia bisnis yang sensitif dan data pribadi karyawan lain," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Akses Mitchell ke perusahaan pun dicabut sejak Januari 2021. Pencabutan akses ini karena Mitchell dilaporkan menggunakan skrip otomatis untuk menemukan contoh atau bukti diskriminasi pada Timnit Gebru, mantan peneliti di tim etika AI. Gebru sebelumnya mengaku dipecat, tapi Google mengklaim karyawannya tersebut mengundurkan diri.
Upaya Mitchell dengan skrip otomatis itu tampaknya berhasil. Dikutip dari Axios, Mitchell mengunduh sejumlah besar file dan membagikannya dengan orang-orang di luar perusahaan. Sejak kejadian itu, Google mengunci akses akun email Mitchell dan perusahaan menyelidikinya.
Namun, sebelum akses email perusahaannya diputus, Mitchell mengaku telah mengirimkan email tentang beberapa temuannya ke tim pers Google. Email itu menyangkut pemecatan Gebru. Mitchell menyoroti pemecatan Gebru karena isu rasisme dan seksisme—mirip halnya sistem AI Google ketika berada di tangan yang salah.
Mitchell pun menyayangkan keputusan Google memecat Gebru dan memandang perusahaan kurang memandang masa depan inti dari teknologi modernnya.
Gebru bergabung ke Google pada dua tahun lalu karena peran Mitchell. Impiannya saat itu agar pengembangan AI Google bisa menjadi "AI yang Beretika".
Gebru, kata Mitchell, berperan dalam memperluas jaringan orang hitam bekerja di AI. Terlebih, AI sering dianggap bias terhadap orang-orang berkulit hitam. Namun, Gebru menjadikan dirinya sebagai contoh dan mencoba memperbaiki hal itu, tutur Mitchell.
Pemecatan Mitchell terjadi tak lama setelah Google mengumumkan penunjukkan Dr Marian Croak untuk bertanggung jawab sebagai divisi kecerdasan buatan.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: