
Ilustrasi: essentiallysports.com
Ilustrasi: essentiallysports.com
Cyberthreat.id - Epic Games masih terus berupaya melawan Apple. Setelah sebelumnya gagal melobi negara bagian Dakota Utara di Amerika Serikat agar mengeluarkan undang-undang untuk mengatur metode pembayaran di App Store milik Apple, pembuat game Fortnite itu kini melaporkan Apple ke Uni Eropa dengan tuduhan melanggar aturan antimonopoli.
Dalam keluhan yang diajukan ke Uni Eropa, seperti dilaporkan Financial Times pada Rabu (17 Februari 2021), Epic mengklaim bahwa Apple menggunakan ekosistem iOS-nya untuk memberlakukan beban komersial yang tidak dapat dijalankan pada saingan, khususnya pemotongan sebesar 30 persen pada setiap pembelian produk digital di App Store.
Epic menuduh Apple "tidak hanya merugikan tetapi sepenuhnya menghilangkan persaingan dalam distribusi aplikasi dan proses pembayaran" dengan melakukan serangkaian "pembatasan anti-persaingan yang dirancang dengan cermat", yang menurut Epic melanggar hukum UE.
Perselisihan antara pembuat iPhone dan Epic dimulai musim panas lalu, ketika salah satu pembuat game terbesar dunia itu meeluncurkan sistem pembayaran sendiri dalam aplikasinya untuk menghindari pemotongan 30 persen yang diambil Apple dari pendapatan aplikasi.
Apple membalas dengan menghapus Fortnite dari App Store dan mencabut lisensi pengembang Epic. Walhasil, Fortnite tidak tersedia lagi untuk pengguna produk Apple. Tak terima dengan perlakuan Apple, Epic telah mengajukan gugatan ke pengadilan di Amerika serikat.
Dalam laporannya di Brussel, Epic juga menuduh Apple memberikan perlakuan istimewa dengan meluncurkan layanan distribusi game-nya sendiri, Apple Arcade.
“Apa yang dipertaruhkan di sini adalah masa depan platform seluler,” kata Tim Sweeney, pendiri dan kepala eksekutif Epic Games.
“Konsumen memiliki hak untuk memasang aplikasi dari sumber yang mereka pilih dan pengembang memiliki hak untuk bersaing di pasar yang adil,” ujarnya.
Dia mengatakan perusahaannya akan melawan apa yang dia anggap sebagai penyalahgunaan platform dominan Apple. "Ini buruk bagi konsumen, yang harus membayar harga lebih tinggi karena kurangnya persaingan di antara toko dan pemrosesan pembayaran dalam aplikasi," katanya.
“Dan itu buruk bagi pengembang, yang mata pencahariannya sering bergantung pada kebijaksanaan penuh Apple tentang siapa yang diizinkan pada platform iOS, dan dengan persyaratan apa,” tambahnya.
Saat berbicara dengan wartawan, Sweeney mengatakan bahwa dominasi Apple dalam perangkat keras berarti Apple dapat melakukan "apa pun" yang diinginkannya.
“30 persen yang mereka kenakan sebagai pajak aplikasi mereka, mereka dapat membuatnya 50 persen atau 90 persen atau 100 persen. Berdasarkan teori mereka tentang bagaimana pasar ini disusun, mereka memiliki hak untuk melakukan itu, ”katanya.
Epic tidak meminta ganti rugi dari Apple dalam pengajuan UE-nya. Sebaliknya, ia memigagal melobi negara bagian Dakota Utara di Amerika Serikatnta “akses dan persaingan yang adil. . . dengan memberlakukan pemulihan tepat waktu dan efektif.”
Ditanya lebih lanjut seperti apa solusi yang diharapkannya, Sweeney berkata: "Kami hanya ingin melihat larangan pada perusahaan platform ini menggunakan kendali mereka atas perangkat keras untuk menggunakan kendali atas pasar sekunder dan memaksa mereka untuk bersaing secara setara dengan setiap pesaing."
Menanggapi laporan Epic ke Uni Eropa itu, Apple berkata: “Prioritas kami selalu menyediakan tempat yang aman dan tepercaya kepada pelanggan untuk mengunduh perangkat lunak dan menerapkan aturan secara merata kepada semua pengembang. . . Perilaku ceroboh [Epic] merugikan pelanggan, dan kami berharap dapat menjelaskan ini kepada Komisi Eropa. "
Komisi Eropa, yang sedang menyelidiki Apple dalam beberapa penyelidikan antimonopoli awal, mengatakan,"Komisi mengetahui kekhawatiran ini terkait aturan App Store Apple."[]
Share: