
Ilustrasi via 4spotmarketing
Ilustrasi via 4spotmarketing
Cyberthreat.id - Perusahaan induk dari grup surat kabar di West Virginia, Amerika Serikat, telah mengajukan gugatan antimonopoli terhadap Facebook dan Google Alphabet, menuduh platform itu menyedot pendapatan iklan digital yang sebelumnya menjadi sumber pendapatan media itu.
Dilansir dari The Verge, tampaknya ini adalah gugatan pertama oleh sebuah organisasi berita terhadap raksasa digital dan membuat argumen bahwa platform tersebut mewakili monopoli digital yang harus dibubarkan, seperti Standard Oil atau AT&T di masa lalu.
"Google dan Facebook telah memonopoli pasar periklanan digital sehingga mencekik sumber pendapatan utama surat kabar di seluruh negeri," menurut keluhan yang diajukan oleh HD Media, yang mengoperasikan Charleston Gazette-Mail pemenang Pulitzer Prize dan beberapa surat kabar Virginia Barat lainnya. Perusahaan membeli Gazette-Mail yang diambang kebangkrutan pada 2018.
Doug Reynolds, presiden HD Media, mengatakan kepada The Verge bahwa perusahaan memutuskan sudah waktunya untuk menantang status quo di pasar iklan digital, tidak hanya untuk surat kabar sendiri tetapi untuk seluruh industri berita.
“Dalam 18 bulan terakhir, kami melipatgandakan langganan digital kami lebih dari dua kali lipat. Pembaca kami membayar banyak uang untuk terlibat dengan konten kami secara digital, ”kata Reynolds.
“Kami mencoba produk baru, seperti buletin dan podcast, dan kami terus menjangkau lebih banyak orang. Tapi pendapatan kami terus turun,” ujarnya.
Google dan Facebook merancang ekosistem pendapatan iklan saat ini, kemudian bersaing di bidang permainan yang mereka buat, tambah Reynolds. “Kemudian, mereka mencatat skor di lapangan permainan yang sama. Ini adalah posisi yang tidak bisa dipertahankan," katanya.
Catatan Cyberthreat.id, sistem iklan Google membuat pemasang iklan tak perlu menghubungi setiap media massa untuk memasang iklan. Dengan harga lebih murah, Google (lewat Google Adsense dan Adwords) menjadi perantara antara pemasang iklan dan media. Nantinya, iklan itu akan muncul otomatis di situs web media berita, biasanya berdasarkan kata kunci yang sesuai dengan konten. Iklan sepatu merek tertentu, misalnya, akan muncul di artikel yang membahas soal sepatu. Untuk menghubungkan platform iklan Google dengan media berita yang bersedia bekerja sama, Google mengirimkan skrip untuk ditanam di situs berita. Media berita kemudian dibayar oleh Google berdasarkan berapa banyak orang yang melihat atau mengklik iklannya.
Gugatan yang diajukan di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan Virginia Barat mengacu pada laporan parlemen tahun lalu yang memeriksa apakah praktik Google, Amazon, Apple, dan Facebook melanggar undang-undang antimonopoli.
“Seperti yang ditetapkan dalam laporan House Judiciary, praktik anti-persaingan dan monopoli Tergugat telah berdampak besar pada pers yang bebas dan beragam di negara kita, terutama industri surat kabar,” bunyi gugatan itu.
Disebutkan, industri surat kabar di Amerika dihadapkan pada statistik: pendapatan iklan turun lebih dari 50 persen antara tahun 2006 dan 2017, dan 20 persen surat kabar telah tutup selama 16 tahun terakhir.
“Penurunan pendapatan surat kabar di seluruh negeri, termasuk Penggugat, secara langsung disebabkan oleh perilaku Tergugat,” tambah gugatan itu.
Gugatan itu juga menuduh bahwa Google dan Facebook, yang biasanya bersaing di pasar iklan digital, memiliki kode perjanjian rahasia bernama "Jedi Blue". Kesepakatan itu, klaim gugatan, bersifat quid-pro-quo (semacam barter) antara kedua perusahaan.
Reynolds mengatakan dia mengharapkan gugatan itu membutuhkan waktu beberapa tahun untuk diselesaikan, tetapi dia bersiap untuk pertarungan yang panjang.
“Saya pikir preferensi saya adalah agar perusahaan-perusahaan ini dipecah seperti Standard Oil dan AT&T,” tambahnya.
Dia mengatakan ketika membeli Gazette-Mail pada tahun 2018, pembaca dengan jelas memahami nilai intrinsik dari memiliki surat kabar lokal yang berkembang, sesuatu yang diyakini Reynolds dalam bahaya jika industri tidak dapat menemukan cara untuk mengendalikan pendapatan iklannya lagi.
"Tidak akan ada liputan surat kabar lokal dalam sepuluh tahun jika kita tidak memenangkan gugatan ini," kata Reynolds.
Belum ada tanggapan dari Google dan Facebook terkait gugatan itu.[]
Share: