
Ilustrasi | Foto: Pexels
Ilustrasi | Foto: Pexels
Cyberthreat.id – Google mengatakan telah membayar lebih dari US$ 6,7 juta sebagai hadiah dalam sayembara pencarian celah keamanan (bug bounty) kepada 662 peneliti keamanan di 62 negara sepanjang tahun lalu.
Jumlah tersebut naik dari sebelumnya US$ 6,5 juta yang dikeluarkan perusahaan internet itu pada 2019.
Sebagian besar hadiah bug tahun lalu diberikan dalam program “Chrome VRP” (program imbalan kerentanan), yang memberikan lebih dari US$ 2,1 juta kepada peneliti keamanan untuk 300 bug yang diidentifikasi di browser andalan Google tersebut.
VRP utama lain ialah program Android. Google mengatakan telah memberikan US$ 1,74 juta untuk bug yang ditemukan dalam kode OS Android dan senilai US$ 270.000 untuk temuan bug di Google Play Store, demikian seperti dikutip dari ZDNet, Senin (8 Februari 2021).
Di antara sorotan utama Android VRP tahun lalu, Google menyebutkan beberapa hal, antara lain:
Selain itu, Google juga mengatakan lebih dari US$ 400.000 telah diberikan kepada peneliti keamanan melalui program hibah penelitian yang digunakan perusahaan untuk mendanai bidang penelitian keamanan yang inovatif.
Lebih dari 180 peneliti keamanan menerima hibah tahun lalu, yang mengirimkan kembali 200 laporan bug yang menghasilkan 100 kerentanan yang terkonfirmasi dalam produk Google dan ekosistem sumber terbuka.
Tahun ini merupakan usia ke-10 tahun penyelenggaraan Google VRP.[]
Share: