IND | ENG
Twitter Uji Coba Birdwatch untuk Tangkal Informasi Sesat, Begini Cara Kerjanya

Twitter Uji Coba Birdwatch untuk Tangkal Informasi Sesat, Begini Cara Kerjanya
Yuswardi A. Suud Diposting : Rabu, 27 Januari 2021 - 16:55 WIB

Cyberthreat.id - Twitter mengumumkan sedang melakukan uji coba program Birdwatch, yang bertujuan menangkal informasi sesat dan kabar bohong yang diunggah pengguna di  platformnya.  Nantinya, para pengguna yang terverifikasi dapat menulis catatan dan memberikan konteks tambahan atas konten bermasalah.  

Twitter dan perusahaan media sosial telah  bertahun-tahun menjadi sorotan lantaran dinilai menjadi sarang penyebaran hoaks dan informasi sesat, yang tak jarang menyebabkan konflik sosial di dunia nyata.

Diumumkan pada 25 Januari lalu, Birdwatch berbasis komunitas pengguna Twitter. Saat ini program ini baru diuji coba untuk pengguna di Amerika Serikat. Mereka yang ingin berkontribusi, harus mendaftarkan diri dengan sejumlah persyaratan. Informasi dari kontributor itu, nantinya akan dimunculkan dan bisa diakses publik pada cuitan yang bermasalah.

Pada fase pertama uji coba ini, kata Twitter, catatan dari kontributor hanya akan terlihat di situs Birdwatch yang terpisah. Di situs ini, peserta percontohan juga dapat menilai kegunaan catatan yang ditambahkan oleh kontributor lain.

Ada pun persyaratan untuk mereka yang ingin mendaftarkan diri sebagai kontributor, haruslah pemilik akun yang terverifikasi lewat nomor telepon dan email, mengaktifkan autentikasi dua faktor untuk mengurangi kemungkinan akunnya dibajak, dan tidak mendapat peringatan melanggar aturan Twitter.

"Untuk mempromosikan transparansi, semua kontributor yang berparitisipasi di Birdwatch akan terlihat secara publik," tulis Twitter.

Mekanisme Penilaian Catatan Konteks dari Kontributor
Saat menemukan sebuah cuitan yang diduga melanggar aturan Twitter, kontributor dapat menemukan menu "Contribute to Birdwatch" pada cuitan itu dengan menekan "titik tiga" di sisi kanan cuitan. Lalu, akan muncul pertanyaan hal apa yang dilanggar oleh cuitan itu.  Beberapa pilihan yang disediakan diantaranya apakah kesalahan fakta, foto atauu video yang diedit, informasi yang belum terverifikasi, atau hanya sebuah candaan satir.  Kontributor juga diminta melampirkan bukti, seperti tautan link yang mengarahkan ke informasi yang benar.

Nantinya, masukan dari kontributor awalnya akan dimunculkan berdasarkan kronologis terbalik, yang terbaru  di atas. Setelah itu, catatan yang mendapat peringkat bagus dari kontributor lain bisa jadi dimunculkan ke bagian atas dan ditandai oleh Twitter dengan catatan "saat ini dinilai bermanfaat."

Penilaian dilakukan oleh algoritma yang menggunakan kode pemograman Python.

"Mekanisme pemberian peringkat ini sangat mendasar, dan kami hanya bermaksud menggunakannya untuk waktu yang singkat selama fase paling awal program," tulis Twitter.

Selama uji coba, catatan "saat ini dinilai bermanfaat" hanya dihitung pada interval berkala, jadi ada penundaan waktu dari saat catatan memenuhi kriteria "saat ini dinilai berguna" dan saat naik ke puncak daftar. Penundaan ini memungkinkan Birdwatch mengumpulkan serangkaian peringkat independen dari orang-orang yang belum terpengaruh dengan melihat tanda "saat ini dinilai bermanfaat" pada catatan tertentu.[]

#twitter   #birdwatch   #hoaks

Share:




BACA JUGA
Jaga Kondusifitas, Menko Polhukam Imbau Media Cegah Sebar Hoaks
Menteri Budi Arie Apresiasi Kolaborasi Perkuat Transformasi Digital Pemerintahan
Butuh Informasi Pemilu? Menteri Budi Arie: Buka pemiludamaipedia!
Agar Tak Jadi Korban Hoaks, Menkominfo: Gampang, Ingat BAS!
Menkominfo Imbau Platform Digital Aktif Tekan Sebaran Konten Negatif PemiluĀ