
Aplikasi BIP Turki via The Daily Star
Aplikasi BIP Turki via The Daily Star
Cyberthreat.id - Aplikasi pesan instan asal Turki, BiP, mencatat lonjakan unduhan di Indonesia, mengalahkan Telegram, Signal, hingga WhatsApp.
Situs pemeringkat situs web dan aplikasi, Similar Web, pada 20 Januari lalu mencatat aplikasi BiP berada di urutan ketiga aplikasi terbanyak diunduh di Indonesia, di bawah FaceApp dan Getcontact.
Sementara Telegram berada di urutan ke empat, persis di bawah BiP. Ada pun Signal dan WhatsApp masing-masing bertengger di urutan ke 10 dan 11.
Aplikasi BiP berada di urutan ketiga aplikasi terbanyak di unduh di Indonesia, data Similar Web per 20 Januari 2021
Unduhan aplikasi BiP melonjak setelah WhatsApp mengumumkan kebijakan pivasi terbarunya yang memaksa pengguna menyetujui perusahaan berbagi data dengan perusahaan lain di bawah Facebook, termasuk Instagram. Para pengguna yang khawatir data pribadinya disalahgunakan, beralih ke aplikasi alternatif seperti BiP, Signal dan Telegram.
Kebijakan privasi baru WhatsApp mengungkapkan bahwa data pribadi pengguna, termasuk nomor telepon, alamat IP, kontak, status, grup (termasuk nama grup, gambar grup, deskripsi grup), pembayaran atau fitur bisnis, foto profil, dan cap waktu, akan dibagikan dengan situs web pihak ketiga seperti Facebook.
Di sejumlah grup WhatsApp di Indonesia, beredar pesan berantai berisi ajakan untuk mengunduh BiP dengan menggunakan sentimen keagamaan, sebagai sesama negara dengan mayoritas penduduk muslim.
Salah satu ajakan mengunduh BiP yang beredar di WhatsApp
Hingga 21 Januari kemarin, BiP yang dikembangkan oleh operator seluler Turkcell, telah diunduh lebih dari 65 juta di seluruh dunia. Dalam sepekan, penggunanya bertambah 10 juta. Di Google Play Store, BiP menduduki posisi puncak aplikasi di Bahrain, Bangladesh, Qatar, Pakistan, Arab Saudi, dan Oman.
BIP Juga Memenangkan Hati Warga Pakistan
Di Pakistan, seperti dilaporkan kantor berita Anadolu Turki, orang-orang meyakini BiP tidak akan menyalahgunakan data pribadi penggunanya.
"Orang Pakistan tidak ingin memperdagangkan privasi mereka untuk layanan pesan gratis. BiP adalah pilihan yang baik dari Turkcell," kata Qazi, direktur di Universitas Manajemen dan Teknologi di Lahore.
Menurutnya, BiP yang memiliki panggilan suara dan video, interaktif dan punya layanan dengan nilai tambah seperti permainan dan penerjemah istan.
Bagi Shamsuddin Amjad, fitur sepertii olahpesan multibahasa, saluran, dan obrolan grup "lebih baik daripada banyak aplikasi lain."
"Anda dapat menambahkan hingga 1.000 orang dalam grup," kata Amjad, yang mengepalai media sosial Jaat-e-Islami, partai politik berbasis agama di Pakistan yang telah bergabung dengan BiP.
Seperti WhatsApp milik Facebook, pesan di BiP juga dienkripsi end-to-end.
"BiP menangani keamanan data pribadi Anda secara serius," kata juru bicara BiP kepada Anadolu.
Attshan Ali Abbasi, Direktur Pendiri Majelis Pemuda Nasional Pakistan, mengatakan orang Pakistan merasa dekat dengan Turki dan menganggap BiP sebagai milik mereka.
"Anak-anak muda mengunduh BiP karena kecintaan mereka pada Turki," katanya.
Menurut dia, jika perusahaan terus meningkatkan dan memprioritaskan antarmuka pengguna dan privasinya, itu bisa menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia, terutama di dunia Muslim. (Baca: BiP, Aplikasi Pesan Daring Asal Tuki Alami Lonjakan Pengguna di Negara Muslim)
Lonjakan Pengguna BiP di Bangladesh
Seperti halnya di Indonesia dan Pakistan, BiP juga mendapat limpahan pengguna di Bangladesh.
Menurut Umme Salma Tarin, Asisten Profesor Departemen Hubungan Internasional di Bangladesh University of Professionals, faktor agama, politik, dan sejarah, menjadi pemicu mengapa orang-orang Bangladesh memiliki aplikasi Turki.
"Agama memainkan peran yang kuat dalam sentimen warga Bangladesh. Mulai dari keanggotaan di OKI pada tahun 1970-an hingga kunjungan ibu negara Turki ke kamp-kamp Rohingya beberapa tahun yang lalu, Turki telah mampu menampilkan citra positif di benak rakyat kami," kata Tarin seperti dilaporkan The Daily Star.
Dia menambahkan, "Acara TV dan selebriti Turki cukup populer di Bangladesh sekarang. Ini semua menunjukkan ketertarikan yang meningkat terhadap produk Turki dan popularitas baru BiP mungkin mencerminkan sentimen itu."
Seperti di Indonesia, ajakan untuk menggunakan aplikasi BiP banyak beredar di grup WhatsAp dan Facebook orang Bangladesh, terutama yang membahas topik Islam. BiP dipromosikan sebagai aplikasi "ummat Muslim."
Pakar teknologi di Bangladesh menerima popularitas BiP secara positif.
"Ketergantungan berlebih pada satu aplikasi bukanlah hal yang baik", kata CEO BDjobs dan mantan Presiden BASIS Fahim Mashroor.
"Kami melihat orang-orang memilih beberapa aplikasi perpesanan. Setiap aplikasi akan mencoba menegakkan kebijakan mereka sehingga yang terbaik adalah tidak bergantung hanya pada satu aplikasi," tambahnya.[]
Share: