
Anne Neuberger | Foto: Dok. NSA
Anne Neuberger | Foto: Dok. NSA
Cyberthreat.id - Setelah peretasan besar-besaran yang menyasar sejumlah lembaga pemerintahan di Amerika Serikat, presiden baru Joe Biden mempekerjakan sekelompok veteran keamanan nasional dengan keahlian dunia maya yang mendalam. Langkah itu dipuji sebagai bagian dari upaya memulihkan salah satu peretasan terbesar yang dikaitkan dengan mata-mata Rusia.
“Sangat menyenangkan melihat prioritas yang diberikan pemerintahan baru kepada dunia maya,” kata Suzanne Spaulding, direktur Defending Democratic Institutions bagian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) seperti dikutip Reuters, Jumat (22 Januari 2021).
Di bawah pemerintahan Trump, keamanan siber diturunkan pangkanya sebagai bidang kebijakan. Konsekuensinya, posisi Koordinator Keamanan Siber di Gedung Putih dihilangkan, menciutkan sayap diplomasi dunia maya Departemen Luar Negeri, dan memecat pemimpin keamanan siber federal Chris Krebs setelah kekalahan Donald Trump dalam pemilihan 3 November.
Seperti diketahui, peretasan besar-besaran di yang menyasar sejumlah lembaga pemerintahan dan swasta di AS diaungkap pada bulan Desember lalu. Penyusup masuk lewat perangkat lunak Orion milik SolarWinds yang dipakai sejumlah instansi untuk manajemen jaringan. Badan intelijen AS secara terbuka mengaitkannya dengan aktor negara Rusia, tetapi. Moskow membantah terlibat dalam peretasan itu.
Di bawah undang-undang baru, Biden harus membuka kantor yang berfokus pada dunia maya. Kantor ini nantinya berada di bawah koordinasi Direktur Siber Nasional yang baru, yang akan mengoordinasikan kemampuan siber pemerintah federal yang luas, kata Mark Montgomery, mantan staf kongres yang membantu merancang peran itu.
Kandidat utama untuk Direktur Siber adalah Jen Easterly, mantan pejabat tinggi Badan Keamanan Nasional (NSA), menurut empat orang yang mengetahui proses seleksi.
Sekarang kepala ketahanan di Morgan Stanley, Easterly memegang beberapa pos intelijen senior di pemerintahan Obama dan membantu menciptakan Komando Siber AS, unit perang dunia maya teratas negara itu. Easterly tidak menanggapi permintaan komentar.
Administrasi Biden "telah menunjuk ahli keamanan siber kelas dunia untuk posisi kepemimpinan," kata Wakil Presiden Microsoft Tom Burt dalam sebuah pernyataan.
Namun, beberapa pengamat mengkhawatirkan fakta bahwa hamir seluruh wajah baru itu berasal dari sektor publik. Itu lantaran sebagian besar infrastruktur internet AS dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan Amerika.
“Menemukan keseimbangan yang baik antara pengalaman pemerintahan dan komersial akan sangat penting untuk kesuksesan,” kata mantan direktur Keamanan Siber DHS Amit Yoran, sekarang kepala eksekutif perusahaan keamanan Tenable Inc.
Untuk menggantikan Krebs di Departemen Keamanan Dalam Negeri, Biden berencana mencalonkan Rob Silvers, yang juga bekerja di pemerintahan Obama, untuk menjadi direktur Badan Keamanan Infrastruktur Keamanan Siber, menurut empat orang yang diberi penjelasan tentang masalah tersebut. Silvers menolak berkomentar.
Dewan Keamanan Nasional Biden, bagian dari Gedung Putih yang memandu prioritas keamanan administrasi, mencakup lima pejabat keamanan siber berpengalaman.
Pejabat senior NSA Anne Neuberger didapuk sebagai Wakil Penasihat Keamanan Nasional untuk dunia maya dan teknologi baru, posisi baru yang dirancang untuk memperkuat pengawasan internal.
Neuberger menjadi salah satu tokoh paling menonjol di NSA dalam beberapa tahun terakhir setelah memimpin sayap pertahanan siber badan mata-mata NSA. Dia mendapat banyak pujian lantaran dengan cepat memberi tahu perusahaan tentang teknik peretasan yang digunakan oleh negara lain.
Empat orang lainnya adalah Michael Sulmeyer sebagai direktur senior dunia maya, Elizabeth Sherwood-Randall sebagai penasihat keamanan dalam negeri, Russ Travers sebagai wakil penasihat keamanan dalam negeri, dan Caitlin Durkovich sebagai direktur senior untuk ketahanan dan respons di NSC.
Keempatnya sebelumnya bertugas di pos keamanan nasional senior yang menangani keamanan siber.
Tak hanya merombak formasi kepemimpinan, Joe Biden juga mengajukan suntikan dana $9 miliar (setara Rp126 triliun) untuk menopang kemampuan keamanan dunia maya negara itu, meningkatkan kerja Badan Keamanan Siber dan Keamanan Informasi (CISA), juga peningkatan keamanan yang lebih luas di seluruh pemerintah federal.
Paket tersebut, yang detailnya dapat diakses di sini, merupakan bagian dari Rencana Penyelamatan Amerika, dengan total senilai US$ 1,9 triliun yang diluncurkan pada 14 Januari 2021.
“Selain krisis Covid-19, kita juga menghadapi krisis terkait keamanan dunia maya negara,” kata proposal Joe Biden itu seperti dikutip Computer Weekly.
“Pelanggaran keamanan siber baru-baru ini terhadap sistem data pemerintah federal menggarisbawahi pentingnya dan urgensi penguatan kemampuan keamanan cyber AS."
“Presiden terpilih Biden meminta Kongres untuk meluncurkan upaya paling ambisius yang pernah ada untuk memodernisasi dan mengamankan TI dan jaringan federal,” bunyi proposal itu. (Selengkapnya lihat: Biden Ajukan Rp126 Triliun Perkuat Keamanan Siber Amerika). []
Share: