
Perbandingan segi keamanan dan privasi antara aplikasi pesan daring Signal, Telegram, WhatsApp, dan Palapa.
Perbandingan segi keamanan dan privasi antara aplikasi pesan daring Signal, Telegram, WhatsApp, dan Palapa.
Cyberthreat.id - Platform pesan daring yang menjadi pesaing WhatsApp mengalami ledakan jumlah pengguna dalam tiga pekan pertama Januari 2021.
Lonjakan tersebut terjadi menyusul perubahan kebijakan privasi WhatsApp yang akan membagikan metadata penggunanya kepada Facebook Inc dan grup perusahaannya.
Para pengguna yang tak memiliki pilihan untuk menolak kebijakan itu, kemudian memilih untuk bermigrasi ke pesaingnya.
Dua pesaing utamanya yang mendapat “durian runtuh” itu adalah Telegram dan Signal. Sementara, di pemain lokal, ada Palapa yang dikembangkan oleh XecureIT.
Baca:
Baik WhatsApp, Telegram, Signal, maupun Palapa adalah sama-sama aplikasi percakapan, panggilan audio/video, dan berbagi file.
Namun, mereka tetap memiliki perbedaan dari segi keamanan dan privasi bagi penggunanya. Apa sajakah itu?
Cyberthreat.id mendapatkan gambaran perbedaan keempatnya dari Pendiri XecureIT, Gildas Deograt, Jumat (22 Januari 2021). Berikut detailnya:
Dari segi keamanan komunikasi WhatsApp, Signal, dan Palapa mengklaim menerapkan teknologi enkripsi ujung-ke-ujung (E2E) untuk segala jenis percakapan pribadi dan grup. Sementara, Telegram tak menerapkan enkripsi E2E untuk obrolan biasa dan grup. Telegram hanya menerapkan E2E untuk percakapan pribadi dengan fitur “Secret Chat”.
Yang mencolok dari perbandingan enkripsi E2E dari keempatnya adalah WhatsApp dan Telegram memiliki kunci pertukaran E2E di server, sedangkan Palapa dan Signal tidak memiliki akses ke kunci pertukaran E2E.
Untuk keamanan database lokal dan pencadangannya, Signal dan Palapa mengenkripsi seluruhnya baik pesan yang dikirim, filenya, pencadangan ke penyimpanan lokal (tidak bisa diakses melalui internet), maupun ke cloud (komputasi awan bisa diakses melalui internet).
Sementara, Telegram dan WhatsApp hanya mengenkripsi pada pesan dan pencadangan data (back up data) tidak dilindungi atau dienkripsi.
Dari segi enkripsi, Palapa dan Signal memiliki kemampuan yang sama.
Sumber: Gildas Deograt
Untuk menunjang privasi pengguna, Signal dan Palapa memiliki fitur anti-screenshot (tidak bisa melakukan tangkapan layar), sedangkan di WhatsApp dan Telegram tidak ada.
Di Palapa, misalnya, jika Anda melakukan tangkapan layar meski dilarang, sistemnya akan memberi notifikasi ke lawan bicara.
Menurut Gildas, sebetulnya notifikasi larangan mengambil tangkapan layar juga ada di Telegram, tetapi hanya berlaku ketika pengguna menggunakan fitur “Secret Chat” untuk percakapan pribadi.
Sementara screenshot notification di Palapa berlaku untuk jenis obrolan apa pun. “Selalu aktif dalam percakapan grup atau pribadi,” kata Gildas menjelaskan perbedaan dengan Telegram.
Cyberthreat.id pun mencobanya melalui iPhone. Namun, fitur anti-screeshot ini tidak berfungsi, padahal fitur “Izinkan layar aman” dan “Kunci layar” juga sudah diaktifkan. Setelah dicoba, Cyberthreat.id masih bisa menangkap layar, berbeda ketika dicoba pada versi Android melalui Samsung S5, fitur anti-screeshot berfungsi dengan memberi notifikasi kepada lawan bicara.
Saat melakukan tangkapan layar, Cyberthreat.id mendapat notifikasi “Unable to capture screenshot, Prevented by security policy”, dan disertai notifikasi yang dikirim ke lawan bicara bertuliskan “I have captured a screenshot of this conversation”.
Persamaan fitur tersebut di Android dan iOS hanya pada notifikasi yang dikirimkan yang menyatakan bahwa telah dilakukan tangkapan layar, tetapi masih bisa melakukan tangkapan layar.
Keempatnya memiliki fitur penghapusan pesan baik manual maupun otomatis.
Palapa tidak izinkan penghapusan manual untuk semua orang—biasa dipakai ketika ada salah kirim pesan. Sementara, WhatsApp, Telegram, dan Signal masih membolehkan penghapusan manual, sehingga jika terjadi salah ketik atau salah kirim pesan, pengguna masih bisa menghapusnya.
Untu penghapusan pesan secara otomatis, keempatnya memiliki waktu berbeda-beda. Waktu paling cepat dimiliki Telegram dengan 2 detik, sedangkan Signal dan Palapa 5 detik.
Waktu terlama adalah Palapa setahun, sedangkan Telegram dan Signal sepekan.
WhatsApp sebelumnya tidak memiliki penghapusan pesan otomatis. Namun, per November 2020, WhatsApp menambahkan fitur penghapusan pesan otomatis dalam waktu sepekan untuk obrolan biasa dan grup
WhatsApp dan Signal tidak memungkinkan adanya pemilik grup atau kreator, tapi hanya ada administrator. Berbeda dengan Telegram dan Palapa yang memungkinkan adanya baik pemilik grup atau kreator maupun administrator grup.
Telegram menyimpan semuanya dari UserID (nomor ponsel), profil pengguna (nama/email/dll), lokasi, informasi pengguna lainnya, chat pribadi, chat grup.
WhatsApp menyimpan hampir semuanya, kecuali chat pribadi, sedangkan Palapa dan Signal hanya menyimpan nomor ponsel.
Karena sumber terbuka, audit kode milik Palapa, Signal, dan Telegram dapat dilakukan oleh peneliti keamanan eksternal, berbeda dengan WhatsApp yang kode sumbernya bersifaf tertutup.
Dalam menyediakan platform perpesanan yang dapat digunakan untuk berbisnis, hanya Signal yang tidak menyediakan fitur bisnis. Untuk, WhatsApp dan Telegram hanya menyediakan fitur bot dan URL (tautan) bisnis, selain itu tidak ada tambahan fitur.
Sementara, Palapa tidak menyediakan kedua fitur itu, tetapi fitur lainnya disediakan mulai dari meningkatkan tingkat keamanan klien (mengamankan perangkat pribadi), tanda tangan digital, aplikasi mikro, label pribadi klien, ekosistem penggunaan khusus (tidak bercampur dengan ekosistem publik), hingga pertukaran data yang aman antara bisnis ke bisnis.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: