IND | ENG
BSSN Dorong Instansi Pemerintah dan Swasta Kerja Sama Cyber Threat Intelligence

BSSN Dorong Instansi Pemerintah dan Swasta Kerja Sama Cyber Threat Intelligence
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Rabu, 20 Januari 2021 - 23:45 WIB

Cyberthreat.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mendorong semua instansi pemerintah dan swasta untuk bekerjasama dalam penerapan Cyber Threat Intellegence (CTI) untuk mengingkatkan keamanan siber nasional.

Koordinator Subdit Deteksi dan Ancaman BSSN, Enggar Ndaru Prasojo mengatakan, CTI merupakan suatu pendekatan baru dari cybersecurity yang dapat digunakan organisasi untuk menganalisis berbagai kemungkinan ancaman siber yang mengintai mereka.

Menurut Enggar, penerapan CTI ini tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh satu organisasi saja. Pasalnya, CTI memerlukan informasi ancaman dan teknik yang digunakan penjahat siber dari organisasi lain. Karena itu, BSSN mendorong adanya kerjasama antar lembaga, baik swasta atau pemerintah, untuk saling belajar dan berbagi informasi mengenai teknik serangan siber dan kelompok penjahat siber.

“Kumpulan informasi tersebut dapat dibagikan ke instansi atau lembaga lain, maka jika ada serangan dengan teknik yang sama akan lebih mudah untuk memblokir dan mencegah serangan terjadi,” ungkap Enggar dalam acara "The Role of Honeynet in Electronic Based Government System (SPBE)" yang ditayangkan di YouTube Cyberthreat.id, Rabu (20 Januari 2021).

Enggar mengatakan, data-data untuk CTI ini bisa dikumpulkan melalui Trusted Partner Intelligence, Open Source Inteligence, Internet Service Provider, dan International Internet Gateways.

Enggar menambahkan, dalam konteks CTI, ada beberapa tahapan untuk memastikan organisasi itu bertambah atau berkurang dari sisi keamanan sibernya, yaitu;

  1. Architecture : Perencanaan, Penetapan, dan pemeliharaan sistem dengan mempertimbangkan keamanan.
  2. Passive defense : sistem ditambahkan ke arsitektur untuk memberikan pertahanan yang andal atau wawasan terhadap ancaman tanpa interaksi manusia yang konsisten.
  3. Active defense : proses analis memantau, menanggapi, dan belajar dari musuh cara mereka masuk ke jaringan internal.
  4. Intellegence : Mengumpulkan data, memanfaatkannya menjadi informasi, dan menghasilkan kecerdasan.
  5. Offence : tindakan balasan hukum dan tindakan pembelaan diri terhadap dan musuh.

Dalam kesempatan yang sama, Subdit Deteksi Sosiokultural BSSN, Taufiq Arianto, menyarankan organisasi untuk menggunakan Open Source Intellegence (OSINT) untuk melakukan pendalaman terkait ancaman siber yang ada.

Menurut Taufiq, Open Source Intellegence (OSINT) adalah jenis kecerdasan bersifat terbuka. OSINT dapat mengumpulkan titik pemrosesan dan korelasi dari seluruh dunia maya untuk menghasilkan pengetahuan terkait ancaman siber.

“OSINT sebagai intelijen yang dihasilkan dari informasi yang tersedia untuk umum dan dikumpulkan, dieksploitasi, dan disebarluaskan secara tepat waktu kepada seluruh penggunya,” ungkap Taufiq.

Tools OSINT ini merupakan suatu tools yang dapat digunakan untuk melakukan pengumpulan dan analysis awal terkai suatu serangan. Nantinya, hasil pendalaman informasi dari OSINT ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan Langkah investigasi selanjutnya dari serangan siebr yang terjadi.

Taufiq menambahkan, OSINT dapat digunakan untuk beberapa hal, seperti;

  • Kejahatan dunia maya dan kejahatan terorganisir; temukan tindakan ilegal, ambil jejak mencurigakan, pantau grup jahat
  • Opini sosial dan analisis sentimen: Pemasaran, kampanye politik, manajemen bencana, rekrutmen SDM, jurnalisme
  • Keamanan Siber dan Pertahanan Siber: pencetakan kaki, analisis forensik, atribusi serangan siber, rekayasa sosial atau pencegahan serangan phising.[]

Editor: Yuswardi A. Suud

#cyberthreat   #ancamansiber   #keamanansiber   #bssn

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
BSSN-Huawei Techday 2024
Keamanan Siber Membutuhkan People, Process, dan Technology.
BSSN dan Bank Riau Kepri Syariah Teken Kerja Sama Perlindungan ITE
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
SiCat: Inovasi Alat Keamanan Siber Open Source untuk Perlindungan Optimal