IND | ENG
X-Mode yang Jual Data Lokasi Pengguna Muslim Pro, Juga Jualan Data di Amazon dengan Harga Miliaran

Penawaran kerja sama dari X-Mode

X-Mode yang Jual Data Lokasi Pengguna Muslim Pro, Juga Jualan Data di Amazon dengan Harga Miliaran
Yuswardi A. Suud Diposting : Rabu, 20 Januari 2021 - 17:15 WIB

Cyberthreat.id - X-Mode, perusahaan yang beberapa waktu lalu ketahuan menjual data pengguna aplikasi Muslim Pro ke militer Amerika Serikat, kini kembali melakukan hal serupa. Parahnya lagi, data lokasi yang diambil dari pengembang aplikasi yang bekerja sama dengan mereka tanpa persetujuan penggunanya, malah ditawarkan di Amazon Web Services (AWS).

Seperti diberitakan Motherboard, Selasa (19 Januari 2021), praktik ini menyoroti bagian yang sering diabaikan oleh industri data lokasi: dijual kembali oleh raksasa teknologi yang mungkin tidak secara langsung mengumpulkan datanya sendiri tetapi menyediakan platform skala besar bagi orang lain untuk membeli dan menjualnya. Dalam kasus ini, AWS menjual data ini melalui platform Marketplace-nya, tempat pengembang dapat menjual datanya sendiri.

"Beberapa pialang data besar dan perusahaan periklanan digital masih menjual kembali jutaan data. Mereka harus segera membersihkan rantai pasokan datanya, dan mereka harus bertanggung jawab," kata Wolfie Christl dari aktivis hak digital dan grup riset Cracked Labs kepada Motherboard.

Data lokasi yang ditawarkan di AWS seperti "X-Mode US Location Data Panel" seharga $ 600.000 (setara Rp8,4 miliar); "Big Box Shoppers (US Only)" seharga $ 240.000 (Rp3,3 miliar); dan "Health and Wellness (US Only)" seharga $ 240.000. Daftar tersebut juga mengiklankan data yang lebih khusus ditujukan untuk memerangi COVID-19, baik dengan data gratis untuk peneliti atau versi berbayar untuk penggunaan komersial.

Data-data itu telah ditawarkan di AWS setidaknya sejak Mei lalu.

X-Mode sebelumnya memantik kontroversi setelah terungkap menjual data lokasi pengguna sejumlah aplikasi, termasuk aplikasi Muslim Pro, kepada militer Amerika Serikat. (Baca: Kumpulan Berita Data Lokasi Pengguna Muslim Pro Dijual ke Militer AS).

 

Amatan Cyberthreat.id, di situs webnya X-Mode yang berbasis di Virginia  mengatakan perusahaan itu berfokus pada data lokasi. Perusahaan menawarkan kepada pengembang aplikasi untuk bekerja sama. Caranya, bagi yang setuju bekerja sama, X-Mode akan memberikan semacam kode XDK untuk dibenamkan di aplikasi milik mitra. Dengan begitu, data lokasi pengguna aplikasi tersebut dapat diteruskan ke X-Mode.

Untuk itu, X-Mode menawarkan pemasukan yang lumayan. Makin banyak pengguna sebuah aplikasi, makin besar pula yang yang diterima oleh pemilik aplikasi. X-Mode membayar lebih besar untuk pengguna di Amerika Serikat.

Jika sebuah aplikasi memiliki 1 juta pengguna di Amerika Serikat, maka X-Mode akan membayar US30 ribu atau setara Rp425 juta. Sedangkan untuk 1 juta pengguna global, bayarannya sebesar US$3 ribu atau setara Rp42,5 juta

Masalahnya, aplikasi yang bekerja sama dengan X-Mode tidak satu pun yang menjelaskan kepada penggunanya bahwa data mereka ditransmisikan ke X-Mode. Tidak ada juga pemberitahuan bahwa data pengguna dijual oleh X-Mode ke pihak militer.  

Motherboard telah menghubungi AWS tentang daftar data itu pada awal Januari 2021, namun tidak menerima tanggapan. Beberapa waktu kemudian, daftar tersebut dihapus dari platform AWS. Tidak jelas apakah AWS yang menghapusnya atau X-Mode sendiri yang melakukannya. Namun, jejaknya masih dapat diakses lewat archieve.org

Setelah X-Mode ketahuan menjual data lokasi pengguna Muslim Pro, Google dan Apple melarang aplikasi yang menyematkan kode pelacakan dari X-Mode di Google Play Store dan App Store. Para pengembang diminta menghapus kode sumber dari X-Mode jika masih ingin bertahan di toko aplikasi milik Google dan Apple itu. (Baca: Buntut Kasus Muslim Pro, Apple dan Google Ancam Tendang Aplikasi yang Sematkan Pelacak Lokasi dari X-Mode).

Kebijakan Google Play Store melarang pengembang aplikasi menjual data pribadi atau sensitif yang dikumpulkan melalui aplikasi. Meskipun Google memberlakukan kebijakan ini terhadap X-Mode, Motherboard menemukan data lokasi lain yang disebut Predicio membayar pengembang lain untuk data lokasi, termasuk pembuat aplikasi sholat Muslim lainnya. Tidak jelas apakah Google juga akan memberlakukan kebijakan itu terhadap Predicio.[]

#muslimpro   #amazon   #xmode   #datalokasi

Share:




BACA JUGA
Threat Intelligence dan Perannya Melindungi Organisasi dari Ancaman Kejahatan Siber
Amazon Tambahkan Dukungan Kunci Sandi sebagai Opsi Login Tanpa Kata Sandi Baru
Operasi Cryptojacking AMBERSQUID Terbaru Targetkan Layanan AWS yang Tidak Biasa
Mengapa Bucket Amazon S3 Dapat Mendistribusikan Binari Jahat?
Komisi Perdagangan Federal AS Gebuk Amazon, Didenda $30,8 juta atas Pelanggaran Privasi