IND | ENG
Larangan TikTok di Toko Aplikasi Google dan Apple AS Ditunda hingga 27 September

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross | Foto: Diambil dari ch.usembassy.gov

Larangan TikTok di Toko Aplikasi Google dan Apple AS Ditunda hingga 27 September
Andi Nugroho Diposting : Selasa, 22 September 2020 - 12:15 WIB

Cyberthreat.id – Departemen Perdagangan Amerika Serikat, Sabtu (19 September 2020), menunda larangan bagi aplikasi berbagi video pendek, TikTok untuk masih tersedia di toko aplikasi AS (baik Google maupun Apple).

Sedianya, toko aplikasi dilarang menyediakan aplikasi TikTok dan aplikasi pesan daring,WeChat, per 20 September 2020.

“Mengingat perkembangan positif baru-baru ini, Menteri Perdagangan Wilbur Ross, atas arahan Presiden Trump, akan menunda larangan transaksi terkait dengan aplikasi seluler TikTok hingga 27 September 2020 pukul 23.59 waktu setempat,” demikian bunyi pengumuman di situs web Depdag AS, diakses Selasa (22 September).

Sebelumnya pada pengumuman larangan transaksi, Jumat (18 September), Ross mengatakan, larangan tersebut sebagai tindak lanjut dari perintah Trump yang dikeluarkan 6 Agustus 2020.

"Atas arahan Presiden, kami telah mengambil tindakan signifikan untuk memerangi pengumpulan data pribadi warga Amerika yang berbahaya dari China, sambil mempromosikan nilai-nilai nasional kami, norma berbasis aturan yang demokratis, dan penegakan hukum dan peraturan AS yang agresif,” kata Ross dalam siaran persnya, Jumat.


Berita Terkait:


Menurut Ross, Partai Komunis China telah menunjukkan cara dan motif “untuk menggunakan kedua aplikasi yang mengancam keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi AS.”

“Meski ancaman yang ditimbulkan oleh WeChat dan TikTok tidak identik, keduanya serupa,” kata Ross. Masing-masing mengumpulkan banyak sekali data dari pengguna, termasuk aktivitas jaringan, data lokasi, dan riwayat penelusuran dan pencarian.

Menurut Ross, keduanya adalah peserta aktif dalam penggabungan sipil-militer China dan tunduk pada kerja sama wajib dengan dinas intelijen Partai Komunis China.

“Kombinasi tersebut mengakibatkan penggunaan WeChat dan TikTok menciptakan risiko yang tidak dapat diterima bagi keamanan nasional kami,” ujar dia.

Penundaan larangan transaksi TikTok menyusul pernyataan Trump pada Sabtu (19 September). Presiden AS itu menyetujui konsep kesepakatan mitra antara TikTok dengan Oracle dan Walmart—membentuk perusahaan baru.

"Saya telah memberikan kesepakatan itu, restu saya," kata Trump seperti dikutip dari APNews.

“Jika mereka menyelesaikannya, itu bagus. Jika tidak, tidak apa-apa juga. ”

Trump mengatakan perusahaan baru itu akan mempekerjakan setidaknya 25.000 orang dan memberikan kontribusi US$ 5 miliar untuk dana yang didedikasikan untuk pendidikan bagi orang Amerika. “Itulah kontribusi mereka yang selama ini saya minta,” kata Trump.

TikTok mengatakan Oracle dan Walmart dapat mengakuisisi hingga 20 persen saham kumulatif di perusahaan baru, dengan rincian saham Oracle 12,5 persen, dan Walmart 7,5 persen.

Kesepakatan itu akan membuat Oracle bertanggung jawab untuk menampung semua data pengguna TikTok AS dan mengamankan sistem komputer untuk memastikan persyaratan keamanan nasional AS terpenuhi. Walmart mengatakan akan menyediakan e-niaga, pemenuhan, pembayaran, dan layanan lainnya kepada perusahaan baru tersebut.

Terpisah, dalam proposal yang diajukan ke pemerintah, menurut Reuters, Sabtu (19 September), TikTok menyetujui sejumlah poin, termasuk adanya “audit pihak ketiga, verifikasi kode keamanan, dan pengawasan pemerintah AS atas keamanan data AS.”

“Penyedia teknologi Amerika akan bertanggung jawab untuk memelihara dan mengoperasikan jaringan TikTok di AS, yang akan mencakup semua layanan dan data yang melayani konsumen AS,” TikTok menambahkan dalam pernyataan itu.

"Kami senang bahwa proposal TikTok, Oracle, dan Walmart akan menyelesaikan masalah keamanan administrasi AS dan menyelesaikan pertanyaan seputar masa depan TikTok di AS," TikTok menambahkan.[]

#tiktok   #bytedance   #wechat   #amerikaserikat   #donaldtrump   #china   #oracle   #walmart   #wilbuross

Share:




BACA JUGA
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Indonesia Tingkatkan Kolaborasi Pemanfaatan AI dengan China
Konni Gunakan Dokumen Microsoft Word Berbahasa Rusia untuk Kirim Malware
Indonesia - Tiongkok Perkuat Kerja Sama Sektor Digital
Hacker China Luncurkan Serangan Spionase Terselubung terhadap 24 Organisasi Kamboja