IND | ENG
Andaikata TikTok Dilarang AS, Apa Efek Dominonya?

TikTok | Foto: Freepik.com

Andaikata TikTok Dilarang AS, Apa Efek Dominonya?
Andi Nugroho Diposting : Minggu, 09 Agustus 2020 - 14:03 WIB

Cyberthreat.id – TikTok telah menjadi aplikasi paling digemari di dunia, apalagi sepanjang pandemi Covid-19, layanan menjadi banyak diunduh.

Sensor Tower mencatat pada Mei 2020, rekor unduhan Tiktok di dunia telah mencapai 1,5 miliar. Itu diraih dalam waktu lima bulan saja.

India menjadi negara terbesar pemakai layanan buatan ByteDance. Menurut Statista per 30 Juni 2020, di India jumlah pengunduh TikTok mencapai 99,8 juta juta. Di luar China, pengguna terbesar lain ada di Amerika Serikat (45,6 juta), Brasil (34,7 juta), dan Indonesia (30,7 juta).

Sebulan terakhir, TikTok benar-benar diterpa cobaan berat. Belum selesai masalah pemblokiran TikTok di India, yang membuat perusahaan diperkirakan merugi triliunan rupiah, perusahaan direcoki Presiden Donald Trump.

TikTok dianggap tidak aman bagi pengguna Amerika Serikat. Keamanan dan privasi data TikTok dipertanyakan dan perusahaan dianggap memiliki tanggung jawab untuk berbagi intelijen kepada pemerintah China.

Kekhawatiran AS itu memang masuk akal. Sebab, sesuai hukum China yang disahkan pada 2017, setiap perusahaan memiliki “kewajiban untuk mendukung dan bekerja sama dalam pekerjaan intelijen nasional negara”. TikTok membantah tudingan ini berkali-kali.

Andaikata pembelian TikTok oleh Microsoft gagal dan TikTok dilarang di AS, apa efek dominonya?

Tentu saja kerugian bisnis TikTok. Perusahaan kehilangan pengguna terbesarnya di luar China berturut-turut, India dan AS. Belum lagi, Brasil memiliki hubungan dekat dengan AS. Dalam masalah Huawei saja, AS siap memberikan bantuan finansial kepada Brasil asalkan menolak perangkat 5G Huawei, apalagi soal TikTok, sesuatu yang bisa ditempuh AS dengan cara serupa, bukan?

TikTok menghadapi masalah yang benar-benar pelik. Penghancuran basis penggunanya yang selama meningkatkan popularitas dan pendapatan perusahaan.

Kedua, iklan. Ini adalah pendapatan yang berefek nyata pada roda ekonomi perusahaan. Ketiga, para influencer bakal turut berpengaruh. Selebritas TikTok yang selama ini disewa untuk mempromosikan barang bisa “menangis” andaikata TikTok ditutup seperti di India, dari manakah pendapatannya?

TikTok telah menjadi tempat populer bagi merek apa saja untuk menjangkau pasar, terutama kalangan muda.

Bisnis periklanan video pendek memang belum masif, tapi TikTok telah mengawalinya.

Menurut Reuters, TikTok akan tetap menghormati pengiklan andaikata pelarangan resmi dilakukan. Perusahaan menuturkan, akan mengembalikan uang iklan.

Tak hanya itu, perusahaan akan bekerja sama dengan toko berpengaruh (influencer) utama untuk bermigrasi ke platform lain, kata Rob Pearsall, Wakil Presiden Senior Media di Havas Media, sebuah agensi iklan, merujuk pada memo yang dikirim TikTok ke Havas Media, Jumat (7 Agustus) pagi.

Salah satu bentuk periklanan populer di TikTok adalah tantangan hashtag, di mana pengguna memposting video tentang produk suatu merek. Karena mensponsori hashtag butuh perencanaan sebelumnya, Havas dan kliennya kemungkinan akan menghentikan iklan tersebut, mengingat tenggat waktu 15 September yang semakin dekat, kata Pearsall.

Menanggapi kekhawatiran soal pengiklan itu, TikTok mengatakan, “Kami berkomitmen untuk menjadi mitra tepercaya bagi merek, agensi, dan pemasar saat kami membangun TikTok untuk jangka panjang. TikTok akan ada di sini (AS) selama bertahun-tahun yang akan datang, "Blake Chandlee, Wakil Presiden TikTok untuk solusi bisnis global, mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.

Sebelum memo TikTok diterima agensi iklan, pada 6 Agustus, Presiden Donald Trump menerbitkan perintah eksekutif yang melarang perusahaan AS bertransaksi dengan TikTok dan WeChat hingga 15 September. Tidak jelas, maksud dari transaksi tersebut seperti apa. Pelarangan tersebut semakin mempersempit ruang gerak TikTok.

Beberapa pengiklan kini sedang menyusun rencana darurat dan mempertimbangkan aplikasi lain untuk memindahkan anggaran pemasaran mereka.

Aplikasi media sosial berbagi foto dan video, Snapchat, salah satu opsi bagi pengiklan untuk menjangkau audiens TikTok, kata Meghan Rao, salah satu direktur di agensi iklan HYFN, sebuah unit dari Nexstar Digital.[]

#Tiktok   #amerikaserikat   #china   #keamanandanprivasidata   #donaldtrump   #india   #influencer   #internet   #mediasosial

Share:




BACA JUGA
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Survei APJII, Pengguna Internet Indonesia 2024 Mencapai 221,5 Juta Jiwa
Indonesia Tingkatkan Kolaborasi Pemanfaatan AI dengan China
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf
Tingkatkan Kecepatan Internet, Menkominfo Dorong Ekosistem Hadirkan Solusi Konkret