IND | ENG
Facebook Mengaku Kurang Cepat Hapus Video Disinformasi Covid-19

Ilustrasi

Facebook Mengaku Kurang Cepat Hapus Video Disinformasi Covid-19
Faisal Hafis Diposting : Rabu, 29 Juli 2020 - 17:38 WIB

Cyberthreat.id - Raksasa media sosial Facebook mengatakan butuh waktu lama untuk menghapus konten video disinformasi terkait Covid-19 yang beredar di platformnya.

Video itu sempat bertahan selama beberapa jam dan menjadi viral sebelum akhirnya dihapus. Sempat diunggah ulang oleh Breitbart News, video ittu berisi teori konspirasi tentang virus corona.

"Kami membutuhkan beberapa jam untuk melawan video itu dan kami melakukan peninjauan untuk memahami mengapa membutuhkan waktu lebih lama dari yang seharusnya," kata seorang juru bicara Facebook kepada TheVerge, diakses Rabu (29 Juli 2020).

Video itu menjadi kontroversi lantaran berisi seruan orang-orang bukan ahli yang menolak memakai masker sambil menggembar-gemborkan penyembuhan virus dengan cara-cara yang belum diverifikasi.

Kegagalan Facebook mengambil tindakan cepat terhadap video itu telah membuatnya dibagikan ulang belasan juta kali, termasuk oleh Presiden Donald Trump dan putranya Donald Trump Jr di Twitter.

Hanya dalam waktu 8 jam, video itu telah ditonton 17 juta kali di Facebook. Di YouTube, klip dari acara tersebut mendapat 80.000 penayangan sebelum dihapus oleh platform karena "melanggar Pedoman Komunitas YouTube."

Ada pun Twitter mengambil tindakan lebih cepat dengan menghapus dan memblokir sementara akun Donald Trump Jr dan Breitbart News.

Setelah kontroversi meluas, video itu telah dihapus oleh Facebook serta platform media sosial lainnya, termasuk Twitter dan YouTube. Ketiganya juga sedang mencoba menahan penyebaran video itu.

"Kami telah menghapus video ini karena membuat klaim palsu tentang penyembuhan dan pencegahan untuk Covid-19. Orang yang bereaksi, berkomentar atau berbagi video ini akan melihat pesan yang mengarahkan mereka ke informasi otoritatif tentang virus," ujar juru bicara Facebook.

Wartawan New York Times, Kevis Roose adalah salah satu yang pertama kali mengungkapkan kekhawatirannya atas beredarnya video itu setelah dibagikan ulang oleh Breitbart News - perusahaan media yang oleh Facebook diperlakukan sama dengan media arus utama untuk menenangkan konservatif terkait bias media sosial.

Karyawan Facebook, Andy Stone membantah tuduhan tersebut. Ia berdalih, "ini tidak ada hubungannya dengan berita dan bukan bagaimana kebijakan berita kita bekerja," pungkasnya.

Lebih lanjut, Facebook mengatakan telah menghapus lebih dari 7 juta konten yang menyesatkan (hoaks) atau salah terkait dengan Covid-19 pada bulan April dan Juni 2020.[]

Editor: Yuswardi A. Suud

#facebook   #twitter   #covid19

Share:




BACA JUGA
Meta Luncurkan Enkripsi End-to-End Default untuk Chats dan Calls di Messenger
Malware NodeStealer Pasang Umpan Wanita Seksi untuk Bajak Akun Bisnis Facebook
Perlindungan Data Pribadi, Meta Luncurkan Facebook dan Instagram Bebas Iklan di Eropa
Cacat OAuth Kritis Terungkap di Platform Grammarly, Vidio, dan Bukalapak
Banyak Penipu dengan Centang Biru di (Twitter) X