IND | ENG
Ini Penyebab Satelit Nusantara Dua Gagal Capai Orbit Bumi

Pemeriksaan Satelit Nusantara Dua oleh tim China Great Wall Industry Corporation di China Academy of Space Technology (CAST) Facility di Beijing, China sebelum diluncurkan beberapa waktu lalu. | Foto: ANTARA/HO

Ini Penyebab Satelit Nusantara Dua Gagal Capai Orbit Bumi
Faisal Hafis Diposting : Jumat, 10 April 2020 - 15:39 WIB

Jakarta, Cyberthreat.id - Satelit Nusantara Dua milik Indonesia yang gagal mencapai orbit Bumi pada Kamis (9 April 2020) karena salah satu dari tiga roket Long March 3B/E yang membawa satelit tidak berfungsi.

"Pada stage ketiga, itu memiliki dua roket. Salah satu roketnya tidak menyala sehingga tidak mendapatkan kecepatan yang cukup untuk masuk ke orbit yang telah ditentukan," kata Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso dalam konferensi persnya bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika secara virtual, Jumat (10 April 2020).

Karena salah satu roket tidak berfungsi, kecepatan satelit hanya sekitar 7.100 meter per detik sehingga gagal mengorbit.

"Dalam hal ini ketinggian satelit tersebut, hanya sekitar 170 kilometer dengan kecepatan 7.100 meter per detik, kemudian jatuh kelautan dan tidak bisa diselamatkan. Satelit tersebut hilang dan tidak bisa dipergunakan," kata Adi.

Peluncuran satelit dilakukan dari Xichang Satellite Launch Center di Xichang, China, kemarin malam.

Long March 3B adalah roket pembawa satelit ke orbit yang dibuat oleh China. Roket tersebut memiliki tiga tahap pemrosesan dengan empat penguat roket dan diperkenalkan pada tahun 1996. Adapun versi yang disempurnakan, yaitu Long March 3B/E diperkenalkan pada 2007.

Terhitung sejak Februari 1996 sampai April 2020, Long March 3B dan 3B/E telah melakukan secara total 67 peluncuran dengan rincian: 63 sukses, dua gagal, dan dua gagal parsial.

Pada 31 Agustus 2009, Satelit Palapa-D yang menggunakan roket Long March 3B pernah mengalami kegagalan parsial.

Satelit Palapa-D yang diluncurkan di Xichang Satellite Launch Center mengalami masalah pada tahap ketiga roket pengangkutnya. Hal itu membuat satelit tersebut berada pada orbit yang salah.

Seharusnya Satelit Palapa-D mengorbit di slot orbit 113 Bujur Timur, tapi hal itu bisa diatasi dengan menggunakan sistem propulsi kapal pesawat ruang angkasa untuk mendorong satelit ke titik orbit yang lebih tinggi, yaitu slot orbit 113 BT.

Oleh karenanya, Satelit Palapa-D yang awalnya diproyeksikan memiliki umur 15 tahun, karena mengalami pengeluaran bahan bakar selama manuver, membuat Palapa-D memiliki masa pakai umur yang lebih pendek menjadi 10,5 tahun.

Sebagai gantinya, pemerintah membeli Satelit Nusantara Dua. Satelit ini didesain untuk menggantikan Satelit Palapa-D di 113 BT yang sudah memasuki masa akhir pakai.

Satelit Palapa-D melayani layanan internet broadband dan broadcasting mencakup 23 lembaga penyiaran televisi dan 8 lembaga penyiaran radio.[]

Redaktur: Andi Nugroho

#satelitnusantaradua   #internet   #psns   #palapasatelitnusasejahtera   #china   #XichangSatelliteLaunchCenter

Share:




BACA JUGA
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Survei APJII, Pengguna Internet Indonesia 2024 Mencapai 221,5 Juta Jiwa
Indonesia Tingkatkan Kolaborasi Pemanfaatan AI dengan China
Tingkatkan Kecepatan Internet, Menkominfo Dorong Ekosistem Hadirkan Solusi Konkret
Tingkatkan Kualitas Layanan Telekomunikasi, Kominfo Siapkan Insentif dalam Lelang Low Band