IND | ENG
Monitor Covid-19, Jerman Luncurkan Aplikasi Jam Pintar

Foto: www.rbb24.de

Monitor Covid-19, Jerman Luncurkan Aplikasi Jam Pintar
Andi Nugroho Diposting : Rabu, 08 April 2020 - 15:10 WIB

Berlin, Cyberthreat.id – Otoritas kesehatan publik Jerman meluncurkan aplikasi jam tangan pintar (smartwatch) pada Selasa (7 April 2020) untuk memantau penyebaran virus corona (Covid-19).

Gawai tersebut hasil kerja sama Robert Koch Institute—badan pemerintah Jerman yang bertanggung jawab pada kontrol dan pencegahan penyakit—dengan perusahaan rintisan (startup) teknologi kesehatan, Thryve, berkantor di Berlin (https://thryve.health).

Aplikasi “Corona-Datenspende” (Corona Data Donation) (https://corona-datenspende.de) mengumpulkan tanda-tanda vital dari sukarelawan yang menggunakan jam tangan pintar atau pelacak kebugaran, seperti denyut nadi, suhu, dan tidur. Dari data agregat itu akan dianalisis apakah pengguna memiliki gejala dari penyakit seperti flu.

Hasil analisis itu akan direpresentasikan dalam peta daring interaktif yang memungkinkan bagi otoritas kesehatan dan masyarakat umum untuk menilai prevalensi infeksi hingga tingkat kode pos.

"Jika sampel cukup besar untuk menangkap cukup banyak pasien yang bergejala, itu akan membantu kami untuk menarik kesimpulan tentang bagaimana infeksi menyebar dan apakah tindakan penahanan bekerja," kata Lothar Wieler, Kepala Robert Koch Institute yang mengoordinasikan tanggap darurat Covid-19 di Jerman, seperti dikutip dari Reuters, Selasa.

Jerman memiliki kasus Covid-19 tertinggi kelima di belakang Amerika Serikat, Spanyol, Italia, dan Prancis hingga pada Rabu (8 April) pukul 14.55 WIB. Jumlah kasusnya 107.663 jiwa dengan total kematian mencapai 2.016 jiwa dan 36.081 jiwa yang sembuh.

Aplikasi “Corona-Datenspende” tersebut dikembangkan dalam empat pekan. Saat ini  tersedia di Google Play Store dan Apple Store. Pengumpulan data akan diproses secara anonim. Untuk mendaftar, pengguna harus memasukkan kode pos, usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan.

Data yang dibagikan oleh perangkat yang terhubung akan dipantau secara terus-menerus, dengan pembacaan tanda seperti suhu tinggi atau gangguan tidur yang mengindikasikan apakah seseorang mungkin telah mengalami Covid-19.

Pemimpin proyek Dirk Brockmann berharap 100.000 orang - atau 10 persen dari pengguna jam tangan pintar dan pelacak kebugaran Jerman akan mendaftar sebagai sukarelawan. Bahkan, cukup 10.000 pemakai akan bermanfaat secara analitis, tutur dia.

Thryve didirikan pada 2017 bagian dari Fraunhofer Institute for Computer Graphics Research, salah satu dari 72 kelompok riset terapan di bawah payung Fraunhofer Society Jerman.

Cabang lain dari Fraunhofer Society saat ini juga sedang terlibat dalam pengembangan platform teknologi lain. Teknologi ini mendukung aplikasi smartphone yang akan menggunakan koneksi Bluetooth antar perangkat untuk membantu melacak dan memperingatkan mereka yang berisiko.[]

#jampintar   #smartwatch   #covid-19   #coronavirus   #jerman   #RobertKochInstitute   #Thryve   #Corona-Datenspende

Share:




BACA JUGA
Jerman Selidiki Komponen Asal China yang Terinstal di Jaringan 5G-nya
Tujuh Situsweb Bandara Jerman Dihantam DDoS Skala Besar
Rusia Luncurkan Serangan Siber ke Jerman Setelah Kirim Tank ke Ukraina
Malware GodFather Bikin GusarĀ Otoritas Keuangan Jerman, 16 Negara Jadi Sasaran
Tiga Situsweb Darknet yang Sebarkan Foto-foto Pelecehan Anak Ditutup