IND | ENG
Dari SIM Swapping, Hacker Curi Mata Uang Kripto Rp681 Miliar

Ilustrasi SIM Card

Dari SIM Swapping, Hacker Curi Mata Uang Kripto Rp681 Miliar
Arif Rahman Diposting : Selasa, 21 Januari 2020 - 01:39 WIB

Cyberthreat.id - Seorang remaja dari Montreal, Kanada, menghadapi empat tuduhan kriminal sehubungan dengan penipuan melalui modus pertukaran SIM Card (SIM Swapping) senilai 50 juta USD (Rp 681 miliar) yang menargetkan dua ahli Blockchain terkenal asal Kanada.

Samy Bensaci, seorang hacker berusia 18 tahun, dituduh sebagai bagian dari jaringan kejahatan yang mencuri jutaan dolar AS dalam mata uang kripto. Caranya dengan mendapatkan akses tidak sah ke ponsel pemegang mata uang kripto di wilayah Amerika Serikat dan Kanada.

Juru bicara kepolisian wilayah Surete du Quebec, Letnan Hugo Fournier, mengatakan penipuan cyber dengan modus pertukaran SIM yang rumit ini bertanggung jawab atas pencurian dalam jumlah yang amat besar.

Polisi mengatakan pencurian mata uang kripto yang menjaring puluhan korban ini  dilakukan geng penjahat cyber pada musim semi 2018.

Di antara para korban terdapat pengusaha asal Toronto yang dikenal sebagai penulis dan kepala Lembaga Penelitian Blockchain, Don Tapscott, bersama putranya Alex yang dikenal sebagai investor, penasihat, dan pembicara yang terkenal secara global terkait teknologi Blockchain dan mata uang kripto.

Pasangan ayah dan anak itu dikenal sebagai tokoh Blockchain yang ikut menulis buku "Blockchain Revolution: How the Technology Behind Bitcoin Is Changing Money, Business, and the World" (Revolusi Blockchain: Bagaimana Teknologi di Balik Bitcoin Mengubah Uang, Bisnis, dan Dunia).

Bensaci ditangkap di Victoria, British Colombia, pada bulan November dimana ia dituduh melakukan penipuan agar bisa memperoleh layanan komputer. Kemudian ia juga diduga melakukan penipuan lebih dari 5 ribu USD, penipuan identitas, dan secara ilegal mengakses data komputer.

Pada bulan Desember ia dibebaskan dengan jaminan 200 ribu USD (Rp 2,7 miliar) dan diperintahkan untuk tinggal bersama orang tuanya di wilayah Timur Laut Montreal sampai sidang berikutnya.

La Presse, media yang berbasis di Montreal, menceritakan sosok Bensaci sebagai pemuda yang bijaksana dan lebih banyak menghabiskan waktu di komputernya.

Saat diperintahkan tinggal di kediaman orang tuanya, Bensaci dilarang mengakses "komputer, tablet, ponsel, konsol game apa pun, termasuk PS3, PS4, Xbox, Nintendo Switch, atau perangkat lain apa pun yang dapat mengakses Internet."

"Dan ia juga dilarang memiliki atau menukar segala bentuk mata uang kripto," tulis laporan Info Security Magazine, Jumat (17 Januari 2020).

Orang-orang yang menjadi target dari tindakan geng kriminal ini diduga telah menghadiri acara Konsensus Crypto-Currency Fair yang diadakan setiap tahun di New York.

"Kami menduga peretas melihat sasaran selama peristiwa semacam itu," kata korban pertukaran SIM asal Amerika, Rob Ross, yang dirampok 1 juta USD (Rp 13,6 miliar) dalam bentuk crypto-currency.

Robb kehilangan uang itu dalam dua serangan terpisah oleh hacker berusia 21 tahun Nicholas Truglia yang sekarang mengelola situs web StopSIMCrime.org.

Polisi Ontario mengirimkan peringatan tentang penipuan SIM-Swapping pada bulan November bersama dengan peringatan bahwa penipu terkadang meniru target/korban dan banyak yang salah menyangka kemudian mengklaim bahwa ponsel korban hilang atau dicuri.

#SIMSwapping   #matauangkripto   #hacker   #aksesilegal   #pencuriandata   #keamananinformasi   #perlindungandatapribadi   #akunonline   #cryptocurrency

Share:




BACA JUGA
Microsoft Ungkap Aktivitas Peretas Rusia Midnight Blizzard
Penjahat Siber Persenjatai Alat SSH-Snake Sumber Terbuka untuk Serangan Jaringan
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Malware Docker Terbaru, Mencuri CPU untuk Crypto & Mendorong Lalu Lintas Situs Web Palsu
Google Cloud Mengatasi Kelemahan Eskalasi Hak Istimewa yang Berdampak pada Layanan Kubernetes