IND | ENG
Pendekatan Baru Angkatan Darat AS Dalam Serangan Siber

Ilustrasi

Pendekatan Baru Angkatan Darat AS Dalam Serangan Siber
Arif Rahman Diposting : Rabu, 08 Januari 2020 - 16:21 WIB

Cyberthreat.id - Laboratorium Penelitian Angkatan Darat AS (US Army Research and Laboratory/ARL) telah melakukan serangkaian penelitian yang bertujuan membantu meningkatkan ketahanan jaringan jika terjadi serangan cyber.

Studi bekerja sama dengan Virginia Tech menemukan bahwa 'kemampuan beradaptasi' adalah faktor utama dalam menentukan ketahanan jaringan di tengah serangan cyber. Kemitraan kedua pihak dibentuk untuk mengembangkan strategi adaptasi jaringan yang bertujuan mendukung pemeliharaan layanan selama serangan cyber terjadi.

Peneliti ARL menyatakan telah mengadopsi pendekatan baru yang dapat meningkatkan ketahanan jaringan komputer Angkatan Darat AS jika seandainya terjadi serangan cyber. Peneliti Dr Terry Moore mengatakan konektivitas jaringan saja tidak berarti jaringan dapat menyediakan semua layanan yang dibutuhkan.

"Hasil dari penelitian ini menunjukkan ukuran kinerja yang khas untuk ketahanan jaringan, tidak berlaku untuk jaringan yang berorientasi misi atau layanan-tugas," kata Moore dilansir Army Technology, Senin (6 Januari 2020).

"Secara matematis, kami membuktikan bahwa tanpa mempertimbangkan sumber daya atau prioritas tugas, konektivitas jaringan tidak cukup untuk menentukan keberhasilan misi," ujarnya.

Pendekatan Baru

Berfokus pada kemampuan beradaptasi jaringan, penelitian ini dikenal sebagai Network Adaptation Under Cascading Failures for Mission-Oriented Networks. Pendekatan ini melibatkan dan memungkinkan jaringan untuk terus bekerja di tengah kegagalan komponen dengan memasukkan perubahan dalam struktur jaringan atau topologi.

"Penelitian ini akan menjadi langkah awal dalam pengembangan strategi jaringan yang melibatkan perubahan topologi jaringan secara dinamis untuk penyelesaian misi atau layanan kritis," ujarnya.

Studi ini diibaratkan sebagai jaringan taktis yang mendukung banyak tugas, dengan tingkat prioritas yang berbeda, dan fokus pada keberlangsungan tugas ketika menghadapi serangan cyber.

Fokusnya, kata Moore, adalah berapa banyak tugas yang bisa dipertahankan/dilanjutkan dalam menghadapi kegagalan komponen. Kemudian langkah ini juga berfungsi sebagai penanda yang lebih tepat dalam menilai ketahanan.

Peneliti melakukan simulasi komputasi (computational simulation). Studi ini melibatkan skenario dengan sumber daya terbatas untuk node. Untuk mengatasi ancaman kegagalan node secara berurutan, studi ini menyarankan strategi baru dapat diadopsi untuk memilih node baru guna memastikan tugas tetap tidak terpengaruh.

Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Darat AS mengatakan:

"Sebuah pendekatan baru untuk skenario ini adalah mengadaptasi, atau menggabungkan, solusi masalah penugasan tugas dan solusi masalah alokasi sumber daya untuk berorientasi misi."

#Angkatandarat   #AS   #cyberthreat   #keamananjaringan   #networking   #keamananinformasi   #supplychain   #komputasi   #sistemeletronik   #online   #internet   #alutsista   #sistempertahanan

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Pemerintah Dorong Industri Pusat Data Indonesia Go Global