IND | ENG
Indonesia Perlu Mewaspadai Imbas Perang Siber Iran Vs AS

Ilustrasi

Indonesia Perlu Mewaspadai Imbas Perang Siber Iran Vs AS
Arif Rahman Diposting : Minggu, 05 Januari 2020 - 12:21 WIB

Cyberthreat.id - Analis intelejen dan keamanan Universitas Indonesia (UI) Stanislaus Riyanta menilai Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gangguan dan ancaman perang siber Iran kontra AS sebagaimana diberitakan sejumlah media di luar negeri.

Indonesia, kata dia, sebenarnya tidak ada hubungan langsung dengan konflik antara AS dan Iran, tapi kewaspadaan atas ancaman keamanan tetap penting dilakukan terutama terkait objek yang berhubungan dengan Amerika.

Apalagi sejumlah perusahaan dan korporasi besar asal AS beroperasi di Indonesia.

"Peristiwa tersebut jangan disepelekan karena ada beberapa objek di Indonesia yang berhubungan dengan Amerika, sedangkan Iran termasuk negara yang mempunyai kemampuan teknologi cyber yang cukup tinggi," kata Stanislaus kepada Cyberthreat.id, Sabtu (4 Januari 2019).

Sejumlah pakar keamanan siber mengatakan balas dendam Iran atas kematian Jenderal Qasim Soleimani, pemimpin pasukan khusus Iran, bisa datang dalam bentuk serangan peretasan pada sektor infrastruktur kritis AS seperti jaringan listrik, fasilitas kesehatan, bank, dan jaringan komunikasi.

Analisis lain menyatakan Iran juga bisa melancarkan serangan ke sektor finansial dan sektor pemerintahan AS dengan tujuan merusak dan menghancurkan. Kemungkinan lain yang juga bisa dilakukan oleh Iran adalah menggunakan jaringan sekutu dan proxy-nya di luar Iran untuk melakukan aksi balasan kepada AS

"Aksi balasan Iran dengan menggunakan model cyber attack sangat terbuka," ujarnya.

Dari segi kekuatan siber Iran memang belum sejajar dengan China maupun Rusia, tetapi sejarah membuktikan serangan siber Iran pernah mencuri perhatian dunia termasuk menyerang kekuatan seperti Israel.

"Peristiwa ini akan meningkatkan ketegangan keamanan secara global dan bagaimana kita menyikapinya."

Sementara itu, hacker Iran dikabarkan telah menyerang situs milik pemerintah AS yang diretas oleh kelompok hacker yang mengaku mewakili pemerintahan Iran, Minggu (5 Januari 2019).

Dilansir CNN, situs yang diretas milik Federal Depository Library Program (FDLP), sebuah program yang dibuat untuk menyediakan publikasi pemerintah federal AS untuk publik.

Situs diserang dengan mengubah tampilannya (deface) dan kemudian dibuat tak bisa diakses oleh publik. Group Hacker penyerang menyatakan kalau ini hanyalah sebagian kecil dari kemampuan perang siber Iran.

Sebaliknya Department of Homeland Security (DHS) AS menyatakan peretasan ini belum terkonfirmasi dilakukan oleh hacker dari Iran.

#Perangsiber   #cyberwarfare   #cyberthreat   #infrastrukturkritis   #sistemelektronik   #internet   #online   #ekonomidigital   #finansial   #as   #iran   #cybercommand   #sektorfinansial   #pemerintahan

Share:




BACA JUGA
Demokratisasi AI dan Privasi
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025