IND | ENG
 Masih Ada Keraguan UMKM Masuk Dunia Digital

Ilustrasi Freepik

Masih Ada Keraguan UMKM Masuk Dunia Digital
Alfi Syahri Diposting : Jumat, 09 Desember 2022 - 19:41 WIB

Cyberthreat.id – Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, KemenkopUKM, Tubagus Fiki Chikara Satari menerangkan berdasarkan survei yang telah dilakukan KemenkopUKM, didapati bahwa success rate UMKM onboarding di e-commerce sangatlah rendah, yakni hanya 4% dari 1.000. 

"Berarti hanya 400 yang berhasil masuk dan kemudian, hanya 40 yang berhasil melakukan transaksi perdana," katanya dalam pernyataan resmi, Jumat (9/12).

Angka ini, sebutnya sangatlah kecil dibandingkan dengan potensi digitalisasi bagi pengembangan usaha UMKM. Laporan e-Conomy Southeast Asia (SEA) dari kolaborasi Google, Temasek and Bain & Company mencatat ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai gross merchandise value (GMV) senilai US$77 miliar pada 2022, dan pada 2025 akan mencapai US$130 miliar, yang utamanya didorong oleh transaksi pada e-commerce dan layanan pengantaran makanan online.

UMKM merupakan penggerak ekonomi dengan persentase kontribusi terbesar di Indonesia. Itu sebabnya penguatan daya ungkit sektor UMKM dalam mendorong perekonomian nasional dijadikan salah satu prioritas pemerintah. 

Salah satunya lewat program digitalisasi untuk mencapai target inklusi keuangan Indonesia menjadi 90% di tahun 2024. 

Dengan bergabung ke dalam ekosistem digital, pelaku industri UMKM kini mendapatkan keleluasaan transaksi jual beli yang lebih, baik dalam aspek kuantitas maupun jangkauan yang tidak terbatas secara fisik. 

Namun di satu sisi, kebebasan transaksi dalam ekosistem digital masih sering kali menimbulkan potensi kerugian yang mengancam berbagai pihak di dalamnya. 

Identity fraud dan pengambilalihan akun kerap terjadi dan menimbulkan keraguan di benak para pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk bergabung dalam ekosistem digital melalui program digitalisasi. 

Berkaitan dengan hal ini, di Indonesia, sekitar 71% dari pekerja sektor informal menganggap bahwa risiko keamanan dan penipuan dirasa menjadi penghalang mereka untuk menggunakan teknologi digital seperti fintech.

Sementara itu, pada proses digitalisasi UMKM, Co-Founder dan CEO VIDA, Sati Rasuanto mengatakan identitas digital menjadi kunci UMKM dalam mengakses berbagai layanan platform digital. 

Menurutnya, beberapa kendala yang ada dalam penerapan identitas digital pada dasarnya dapat diselesaikan dengan menilik aspek-aspek mendasar seperti keamanan dan kenyamanan. 

"Maka dari itu, keberadaan layanan penyedia identitas digital yang aman dan nyaman menjadi elemen yang perlu ada dalam mendorong kesuksesan integrasi digital UMKM, terutama di tengah target Pemerintah untuk mencapai 30 juta UMKM go-digital pada 2024," katanya.

Dia menuturkan terkadang terdapat saat di mana pengguna perlu memilih antara keamanan dan kenyamanan. 

Dengan teknologi yang canggih, dia menyebutkan bahwa VIDA berfokus pada bagaimana caranya supaya tidak hanya aman, namun juga nyaman dan dapat digunakan secara inklusif berbagai kalangan. 

"Melalui teknologi liveness detection dalam sistem analisa biometrik, VIDA memprioritas identitas digital yang dapat mengotentikasi, mengamankan data dan menjadi alat anti nirsangkal dalam verifikasi identitas," imbuhnya.

Sebagai salah satu pemain dalam industri identitas digital di Indonesia, Sati menegaskan VIDA turut mempertimbangkan aspek tersebut. Untuk diketahui VIDA merupakan Penyelenggara Sertifikat Elektronik berinduk Kominfo dan juga tercatat sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD) pada OJK, di dua klaster, yakni e-KYC (Know Your Consumer) dan RegTech (Regulatory Technology). 

"Tidak hanya terbatas pada Kominfo dan OJK, VIDA juga menjadi PSrE non-instansi pertama yang telah tersertifikasi dari WebTrust, yang merupakan auditor keamanan tertinggi di industri pada level global. Dengan menerapkan beyond compliance, prinsip seperti inilah yang merupakan penerapan riil dari aspek inovasi penyelenggara identitas digital," jelasnya.

Menurut Sati, dengan adanya kesadaran akan aspek penting dalam pengembangan layanan digital, khususnya yang aman dan nyaman digunakan, menunjukan tren positif yang dapat mendorong target digitalisasi UMKM. 

“Melalui adaptasi penggunaan identitas digital, UMKM mendapatkan peluang yang lebih besar dari sebelumnya. VIDA mendukung inklusi ekonomi digital di Indonesia melalui integrasi UMKM dalam ekosistem digital dan optimis pada akhir tahun depan, angka UMKM yang sudah go digital mencapai 30 juta UMKM,” pungkas Sati.

#UMKM   #Digitalisasi   #

Share:




BACA JUGA
Kembangkan Gov-Tech, Menteri Budi Arie: Kominfo Sediakan Master Plan dan Mock-Up
Kolaborasi Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045
Menteri Budi Arie: Kominfo Siapkan Infrastruktur Percepat Transformasi Digital Nasional
UMKM Sebagai Aktor Utama Keamanan Siber
Menkominfo: Adaptasi dan Agility, Prinsip Jadi Pemimpin Digital