Cyberthreat.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) meluncurkan Computer Security Incident Response Team BSN (BSN-CSIRT) Rabu (7 April 2021).

Berdasarkan unggahan BSSN di akun Instagram resminya Senin (12 April),  Kepala BSSN, Letjen TNI Hinsa Siburian, mengatakan peluncuran BSN-CSIRT itu sejalan dengan program prioritas Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan pembangunan sumber daya manusia, khususnya bidang keamanan siber.

"Kemampuan SDM BSN-CSIRT harus selalu ditingkatkan dalam menjalankan perannya sebagai CSIRT Sektor Administrasi Pemerintah," ujar Hinsa.

SDM BSN-CSIRT tersebut diharapkan dapat membagikan ilmu serta pengalamannya yang didapatkan melalui pelatihan, workshop, cyber security drill dan sebagainya kepada personel di CSIRT baik kementerian/lembaga maupun daerah.

Dalam siaran pers yang diterima Cyberthreat.id, Hinsa mengatakan pembentukan CSIRT juga sebagai salah satu program prioritas nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024.

Secara keseluruhan, BSSN berencana membentuk 121 CSIRT pada 2020-2024. Hinsa pun mengatakan akan ada puluhan CSIRT sepanjang 2021 yang akan diluncurkan.

"Pada 2021 ini akan dibentuk sebanyak 27 CSIRT yang tersebar di kementerian, lembaga, dan daerah, termasuk Badan Siber dan Sandi Negara," kata Hinsa.

CSIRT, kata HInsa, sejalan dengan penerapan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE), yakni penjaminan keutuhan dan ketersediaan data dan informasi. "Di sinilah peran CSIRT sebagai penyediaan pemulihan dari insiden keamanan siber," kata Hinsa.

Hinsa berharap BSN-CSIRT dapat melakukan penanggulangan dan pemulihan insiden siber sehingga waktu respons dan waktu pemulihan terhadap insiden siber menjadi lebih efektif dan efisien.

Kepala BSN, Kukuh S. Achmad mengaku bangga bisa menjadi mitra BSSN dan berharap BSN-CSIRT dapat melindungi sistem dan data serta menyelidiki insiden keamanan siber yang terjadi di BSN.[]

Redaktur: Andi Nugroho