IND | ENG
Situs Jejaring Sosial Gab Diretas, Peretas Minta Tebusan US$500.000

Paltform Gab | Foto: hamarajammu.com

Situs Jejaring Sosial Gab Diretas, Peretas Minta Tebusan US$500.000
Andi Nugroho Diposting : Selasa, 02 Maret 2021 - 18:59 WIB

Cyberthreat.id – Masih ingat dengan serbuan pendukung Donald Trump ke Capitol Hill, gedung Parlemen AS? Di kala itu, ada dua platform digital yang sedang naik daun yang dipakai para pendukung Trump, yaitu Parler dan Gab.

Kini, salah satunya, yaitu Gab—jejaring sosial mirip halnya Facebook, di mana pengguna bisa mengungah foto, video, teks (lebih dari 3.000 karakter)—mengalami peretasan.

Seperti dikutip dari CNET, diakses Selasa (2 Maret 2021), data yang diretas tersebut diungkapkan oleh DDoSecrets—sebuah situs web peniup peluit mirip halnya WikiLeaks—dengan nama “GabLeaks”.

Ukuran data sebesar 70 gigabita (GB) mencakup unggahan publik, unggahan pribadi, profil pengguna, kata sandi di-hash, pesan langsung (direct messages), dan kata sandi teks biasa untuk grup.

Pengelola DDoSecrets mengklaim hanya menawarkan kumpulan data kepada jurnalis dan peneliti karena isu privasi. DDoSecrets menyatakan, peretas bisa menyedot data itu dari situs Gab karena adanya kerentanan SQL Injection.

CEO Gab Andrew Torba mengaku peretasan tersebut. “Perusahaan sedang menyelidiki apa yang terjadi dan melacak serta menambal masalah yang ada,” tulis Torba di akun Gab di Twitter, Minggu (28 Februari)

Perusahaan juga telah meminta bantuan kepada penegak hukum.

Terkait permintaan uang tebusan hampir US$500.000 dalam bentuk Bitcoin, Torba mengatakan pada Senin (1 Maret) di situs web perusahaan, tidak akan membayar uang tebusan tersebut.

“Orang-orang yang menyandera kami untuk mendapatkan uang tebusan adalah pemeras. Kami tidak bernegosiasi dengan pemeras. Titik,” ujar dia.

Selain itu, ia juga mengkritik langkah DDoSecrets karena merilis data tersebut kepada jurnalis meski dengan alasan etis.

Menurut Torba, orang-orang di balik peretasan tersebut bukanlah “peretas etis”. “Tidak ada yang ‘etis’ tentang menargetkan jutaan pengguna internet untuk agenda politik partisan,” tuturnya.

Pada Februari lalu, situs web  Gab sempat offline lantaran dipakai oleh pengguna untuk penipuan Bitcoin. Gab tak sendirian terkena spam dompet Bitcoin tersebut. Juli tahun lalu, Twitter juga terkena hal serupa, bahkan penjahat siber memanfaatkan akun-akun tokok terkenal seperti Elon Musk, Bill Gates, dan Barack Obama. Dan, akhir terungkap, bahwa pelaku adalah kelompok peretas anak-anak remaja.

Gab dikecam oleh banyak warganet karena konten anti Yahudi. Gab juga mengklaim sebagai platform jejaring sosial yang mendorong kebebasan berbicara, seperti halnya Parler—yang sempat diblokir selama sebulan sejak serangan 6 Januari di Capitol Hill.[]

#gab   #parler   #jejaringsosial   #mediasosial   #donaldtrump   #peretasan   #sqlinjection   #ddosecrets

Share:




BACA JUGA
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf
Kanal Youtube Diretas karena Konten Kritis? Begini Kata Akbar Faizal
Meta Digugat, Dinilai Tak Mampu Lindungi Anak dari Predator Seksual
Produsen KitKat Hershey Ingatkan Dampak Pelanggaran Data
Serangan Siber Terhadap Pengadilan Kriminal Internasional Disebut Upaya Spionase